Apakah anda sedang mencari burung kecil dengan banyak kepribadian untuk ditambahkan ke dalam hewan peliharaan di keluarga Anda? Jika pilihan anda jatuh pada lovebird Fischer (Agapornis fischeri) yang berwarna-warni, itu tidaklah mengherankan karena burung Afrika ini adalah salah satu burung peliharaan paling populer di luar sana. Lalu, apa yang belum anda ketahui tentang burung ini? Yuk, kita belajar bersama khusus tentang Agapornis fischeri di artikel ini.
Lovebird Fischer berukuran relatif kecil dengan panjang hanya sekitar 15cm atau di bawah 6″ dengan ekor yang gemuk, dan berat maksimalnya sekitar 60 gram. Nama Fischer ini diambil dari penemunya, yaitu Gustav Fischeri, seorang penjelajah asal Jerman yang merupakan orang barat pertama yang menemukan spesies tersebut. Spesies ini merupakan bagian dari kelompok eye ring atau “cincin mata”. Hal ini karena adanya lingkaran putih pada bulu di sekitar matanya.
Lovebird Fischer sangat berwarna-warni dan terdapat beberapa mutasi warna yang dibiakkan secara selektif, yaitu :
Warna liar : perut hijau muda, sayap dan punggung hijau tua, dada kuning, kepala oranye kecoklatan, paruh merah.
Biru : perut, punggung dan sayap berwarna biru kehijauan, dada putih, kepala putih abu-abu, dan paruh merah muda. Ada juga variasi yang menampilkan warna biru lebih ungu.
Lutino : seperti warna liar, tapi tanpa warna hijau dengan warna oranye lebih cerah di kepala.
Pied : terjadi dengan warna apa pun dengan bintik/corak putih di bagian tubuh mana saja.
Albino : sepenuhnya putih dengan mata merah dan paruh berwarna kulit.
Sable : tidak ada warna abu-abu sama sekali di kepala, yang ada hanya warna bening.
Wajah Kuning : seperti namanya, mukanya berwarna kuning.
Daftar diatas belum lengkap, karena para penghobi dan profesional selalu sibuk membiakkan lovebird secara selektif untuk menciptakan mutasi warna yang baru. Selain itu, ada juga burung hibrida hasil persilangan antara Agapornis fischeri dengan jenis lovebird lainnya. Untuk persilangan antara A. fischeri x A. personatus atau lovebird cincin mata lainnya akan menghasilkan anakan yang bersifat subur. Sedangkan persilangan antara A. fischeri x lovebird non eye ring seperti A. roseicollis akan menghasilkan anakan yang steril karena adanya perbedaan genetik. Baca juga : Jenis-jenis Lovebird
Habitat
Secara alami, 9 spesies lovebird menyebar di Afrika. Untuk Agapornis fischeri sendiri secara khusus mempunyai wilayah jelajah yang relatif kecil di Tanzania. Di sini, ia berbagi habitat alami dengan jerapah, singa, zebra, badak, dan hewan khas Afrika lainnya.
Lovebird Fischer ini terkadang ditemukan di Rwanda dan Burundi, namun tidak jelas apakah mereka memang pergi ke sana untuk mencari air selama musim kemarau atau hanya populasi liar. Burung jenis ini sebenarnya banyak ditemukan di lahan pertanian dan bahkan di perkotaan, namun populasinya masih dianggap hampir terancam akibat penangkapan, hilangnya habitat asli, dan hibridisasi. Karena mudah beradaptasi, burung ini bisa sampai ke Kenya, Puerto Riko, Florida, Portugal, Prancis, dan masih banyak lagi.
Di wilayah alaminya, kawanan kecil lovebird Fischer hampir selalu berada di dekat air. Mereka lebih menyukai padang rumput/hutan, seperti sabana dengan pepohonan seperti akasia dan commiphora (mur). Khusus musim kemarau, kita umumnya bisa ditemukan juga di sepanjang sungai.
Spesies ini biasanya bertengger, tidur dan bersarang di tempat/ruangan yang berlubang, pohon palem atau di sarang burung lain. Yang terakhir ini bukanlah sesuatu yang bersifat parasit karena Agapornis dapat hidup berdampingan secara damai dengan berbagai spesies. Lovebird Fischer ini ternyata hampir terancam punah karena populasi yang menurun, selain juga karena merupakan burung liar yang paling umum diperdagangkan di dunia. Perlu diketahui bahwa sebenarnya penangkapan burung ini di alam liar dianggap ilegal ya…
Pakan
Di alam liar, lovebird Fischer sebagian besar adalah pemakan biji-bijian, karena paruhnya yang relatif besar dirancang sempurna untuk memecahkan biji yang keras sekalipun. Makanan lainnya antara lain biji akasia dan buah-buahan dari keluarga ara ficus.
Lalu bagaimana dengan pakan untuk lovebird fisheri yang sudah ditangkarkan, apakah sama? Jika anda berasumsi bahwa, sumber biji-bijian komersial yang bisa kita beli dipasaran adalah sama kualitasnya dengan yang ada di alam, maka ada salah. Pakan campuran yang ada di toko ternyata tidak mengandung varietas yang sama dalam hal kematangan atau jenis benih yang ditemukan Fischer di alam liar. Selain itu, bijinya cukup berlemak, kadar kalorinya terlalu tinggi untuk burung peliharaan yang aktifitasnya terbatas hanya di sangkar.
Campuran biji-bijian komerisal yang berkualitas tinggi mungkin hanya bisa terpenuhi 20%, sehingga pilihan yang mungkin bisa dijadikan alternatif/tambahan adalah pelet berkualitas tinggi, banyak sayuran dan buah segar, biji-bijian yang dimasak (nasi, pasta, quinoa), makanan yang diambil dari daun dandelion (bebas pestisida), herba, bunga, dahan pohon dll. Selain pakan, burung lovebird juga harus selalu memiliki akses terhadap air bersih. Untuk membantu menjaga kesehatan tulang dan bulunya, ada baiknya juga memberikan blok kalsium/sotong.
Kandang
Jangan berasumsi karena lovebird itu kecil maka tidak pelu kandang yang luas. Lovebird adalah burung kecil yang sangat aktif dan membutuhkan banyak ruang untuk bergerak, sehingga sangkar kecil dan bulat sebaiknya dihindari. Ukuran 18″ x 18″ (45 x 45 cm) adalah ukuran minimal yang sebaiknya dipakai, atau jika ingin leluasa bisa pakai ukuran 36″ x 36″ (91 x 91 cm). Lalu, ruang horizontal lebih disarankan daripada ruang vertikal, karena lovebird cenderung berkeliaran/terbang di bagian atas kotak sarangnya.
Selain ukuran kandang, kita juga harus menyediakan tempat bertengger, tempat pakan dan air minum dan mainan. Tempat bertengger sebaiknya terbuat dari kayu alami, bukan batang kayu atau plastik, untuk memastikan kesehatan kaki dalam jangka panjang.
Sudah menjadi anggapan umum bahwa lovebird itu harus dipelihara berpasangan, dan jika salah satu dari pasangan tersebut mati maka pasangannya juga akan segera mati. Namun, anggapan ini tidak tepat karena Agapornis tidak membentuk ikatan yang lebih kuat dengan pasangannya dibandingkan jenis burung parrot lainnya. Yang benar adalah lovebird sangat suka bersosialisasi, baik dengan manusia atau temannya. Lovebird yang haus perhatian bisa menjadi agresif dan mulai menyakiti diri sendiri, menjadi apatis, atau berkicau tanpa henti.
Meskipun banyak kontak sosial akan banyak membantu menjaga lovebird Fischer tetap terhibur dan bahagia, sebenarnya burung ini butuh lebih dari itu. Walaupun ukurannya relatif kecil, burung ini sangat pintar sehingga kita perlu memberikan ornamen lain didalam kandang agar tidak bosan. Beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah mendekorasi dengan mainan berwarna-warni atau tempat pakan khusus agar burung sibuk selama berjam-jam serta melakukan exercise agar mengurangi resiko kegemukan.
Jika anda benar-benar ingin mengeksplor kecerdasan burung lovebird, maka anda bisa menjinakkan dan melatihnya untuk melakukan sesuatu trik. Hal ini tentu menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan bukan. Memberikan tempat bak air juga akan mengundang lovebird untuk bermain air/mandi atau kita siram agar bulunya basah untuk kemudian kita akan melihat mereka membersihkan bulu-bulunya. Baca juga : Memulai breeding lovebird yang baik
Sifat Lovebird Fischer
Burung lovebird sangat setia dan menyukai kontak sosial, tetapi terkadang mereka membutuhkan sedikit sosialisasi agar tidak menjadi lincah. Mereka mungkin kecil, tapi paruhnya bisa sangat melukai karena sifatnya yang destruktif dan suka mengunyah apa pun yang mereka temukan.
Jika anda mencari hewan peliharaan yang pendiam, saya punya kabar buruk karena semua jenis parrot itu bersuara keras, termasuk lovebird Fischer ini. Jadi kalo anda sudah memilih untuk memelihara lovebird, maka anda sudah siap dengan suara-suara berisik yang dihasilkan, terutama saat pagi hari dan saat matahari terbenam. Meskipun lovebird termasuk golongan parrot, kita tidak bisa berekspektasi untuk membuatnya bisa menirukan suara seperti burung beo lainnya, walaupun jika dilatih mungkin bisa juga.
Seperti semua jenis parrot lainnya, burung lovebird Fischer memiliki bakat unik dalam membuat dirinya mendapat masalah. Mereka relatif rapuh dan mudah terluka dengan benda-benda disekitarnya. Hal lain yang juga sangat penting, interaksi dengan hewan peliharaan lain (anjing, kucing) atau hewan liar/hama (burung liar, kelelawar, tikus) sebaiknya diminimalisar. Paru-paru lovebird juga sangat sensitif sehingga bisa mati jika terkena asap dari peralatan masak, parfum, lilin, insektisida, dan lainnya. Terkait kandang dan lingkungan sekitar, kita juga harus pastikan tidak ada tanaman beracun, tidak ada jendela yang terbuka, tidak ada kabel listrik yang beresiko digigit sehingga burung kita nyaman.
Anda perlu menyadari bahwa lovebird terkadang sangat pandai menyembunyikan ketidaknyamanannya. Gejala yang mungkin bisa kita amati adalah bulu kembung/kusam, tidak mau makan, lesu, keluarnya cairan dari hidung, atau kotoran encer.
Jadi, jika terjadi hal yang yang mencurigakan, ada indikasi sakit atau kita baru saja beli burung baru dari penjual/pasar sangat disarankan untuk memeriksakannya ke dokter hewan untuk memastikan status kesehatannya. Untuk antisipasi, sebaiknya sediakan kotak P3K yang didalamnya terdapat vitamin, obat-obatan, anti koagulan, pinset, kain kasa, cotton bud, desinfektan.
Demikian informasi yang bisa kita pelajari bersama saat ini, semoga bermanfaat.
Referensi :