BeDA Catfish

Unit usaha terbaru dari BeDA Rumah Ternak adalah peternakan ikan lele. Walaupun masih dalam tahap percobaan, sejauh ini kami sudah memiliki 2 buah kolah kecil (3 x 2 x 0,7 m) dan 1 kolam besar (4 x 3 x 1 m) untuk memulai bisnis ini. Lokasi kolam lele kami ini hanya memanfaatkan lahan sempit disekitar kandang puyuh yang sudah kami geluti selama ini. Mengingat lokasi kadang puyuh ini ternyata merupakan kampung ternak lele, akhirnya kamipun memanfaatkan kesempatan ini untuk juga mulai usaha ini.

Pembuatan kolam. Kolam lele ada beberapa macam, bisa membuat kolam tanah, kolam beton, kolam terpal biasa, dan bioflok. Setelah berbagai macam pertimbangan, kami akhirnya memilih untuk menggunakan terpal untuk kolam lele kami. Bahan yang dibutuhkan adalah terpal, bambu untuk pancang/dinding kolam, paralon untuk saluran air, jerami/gerajen untuk alas. Biaya pengadaan 3 buah kolam ini sekitar 1,2 juta termasuk biaya tukang.

Menabur benih lele. Sebelum kolah ditebar dengan bibit lele, kita harus terlebih dahulu melakukan pengecekan terhadap kualitas air dan media didalam kolam. Umumnya peternak memberikan probiotik atau pupuk kandang terlebih dahulu sebelum kolam diisi dengan bibit lele. Pastikan juga suhu udara dan kecukupan sinar matahari ya. Karena kami masih awam, maka kami memulai usaha ternak lele ini dengan membeli bibit yang sudah relatif besar (isi 12-14 ekor / kg). Hal ini kami lakukan karena untuk mengurangi resiko kematian tinggi jika memulai dengan bibit yang kecil.

Ciri-ciri lele jantan adalah perut ramping, tulang kepala pipih, warna lebih gelap, lincah, dan kelamin berbentuk runcing. Sedangkan lele betina ciri-cirinya adalah perut lebih besar daripada punggungnya, kepala cembung, gerakan lamban, dan kelamin berbentuk bulat. Selain itu, dalam memilih bibit lele yang unggul, kita juga harus memperhatikan tingkah lakunya, lele yang sehat akan lebih gesit dan agresif saat pemberian makan.

Setelah bibit ditebar, umumnya peternak tidak akan memberikan pakan dahulu untuk proses beradaptasi. Kami memberi pakan pertama pada hari ke-3 setelah kedatangan. Karena kami memilih bibit yang sudah relatif besar, pakan yang kami berikan berupa pellet pabrikan, keong, plankton, cacing cukup 1x/hari. Jika anda memulai beternak dari bibit yang kecil, maka pemberian pakan dilakukan minimal 3x/hari.

Tantangan. Dalam usaha budidaya pasti tidak selalu mulus. Tantangan yang umumnya dihadapi peternak ikan pada umumnya adalah terkait dengan manajemen kualitas air. Pastikan kita memberikan pakan sesuai kemampuan ikan ya, jangan kurang ataupun berlebihan. Pemberian pakan yang berlebihan atau dilakukan saat kondisi hujan beresiko mengganggu kualitas air. Jika hal ini terjadi, kita bisa lakukan penggantian air sebagian agar kualitasnya kembali baik. Selain itu, pemberian probiotik, garam “grosok” juga umum dilakukan para peternak untuk menjaga kualitas air. Jika lingkungan kolam tidak baik dan tidak segera ditangani, tantangan selanjutnya adalah penyakit. Virus, bakteri dan jamur bisa menyerang ternak kita dan beresiko mengalami kerugiann akibat kematian yang tinggi.

Hama yang bisa menjadi tantangan dalam beternak ikan lele adalah hewan predator, penggangu dan pesaing. Musang, katak, linsang, ular, kucing perlu di waspadai sebagai predator. Sedangkan untuk kolam tanah yang umumnya berukuran besar, belut seringkali membuat lubang sehingga kolam bocor. Selain itu, ikan gabus atau mujair bisa menjadi hama yang patut diwaspadai juga jika sampai berhasil masuk ke lokasi ternak lele kita. Oleh karena itu, pemberian paranet, pagar dan saringan di aliran air umumnya menjadi cara yang ampuh untuk mengendalikan hama-hama ini. Apabila kita beternak lele secara intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena kolam relatif terawasi terus menerus.

Penyakit. Selain faktor infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan virus, penyakit juga bisa disebabkan oleh faktor non infeksius (lingkungan, cuaca, keracunan). Karena kami selalu menjaga kualitas air kolam, maka sampai saat ini tidak mengalami kendala berarti terkait penyakit. Berikut adalah referensi terkait penyakit yang umumnya di temui di peternakan ikan.

Penyakit umumnya dipicu oleh kualitas air yang buruk
  • White spot atau bintik putih. Disebabkan oleh protozoa jenis Ichthyphyhirius multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Pada ikan lele banyak menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan kulit dan insang. Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Peyakit ni dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu dingin dan terlalu padat. Untuk mencegah agar ikan tidak terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC dan gunakan air yang baik kualitasnya. Pengobatan bisa dilakukan dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25cc/meter kubik air + malacit green 0,15 gram/meter kubik air selama 24 jam. Jika ikan sudah cukup besar, kita bisa memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
  • Trichodiniasis atau gatal. Disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Ikan umumnya terlihat lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ini menular karena kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir juga bisa memicu kejadian penyakit ini. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama 12-24 jam.
  • Bakteri Aeromonas hydrophila. Perut ikan biasanya menggembung berisi cairan getah bening, bengkak pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicunya adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Jadi, upayakan pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatannya bisa dengan pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC) dengan mencampurkannya dengan pakan (50 mg/kg pakan) selama 7-10 hari. Apabila penyakit ini menyerang kolam pembesaran, gantilah air kolam dua kali sehari dan tambahkan garam dapur dengan takaran 100-200g/meter kubik.
  • Cotton Wall Disease. Disebabkan oleh bakteri Flexibacter Columnaris yang umumnya menyerang organ dalam seperti insang. Gejalanya adalah luka atau lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, berenang lambat dan mengambang. Faktor pemicunya juga karena pembusukan sisa pakan didasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Vaksin juga bisa menjadi alternatif pilihan jika kita mempunyai kolam yang besar. Pemberikan OTC 50mg/kg pakan selama 7-10 hari bisa kita lakukan atau dengan merendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Untuk menghindari residu antibiotik di tubuh ikan, sebaiknya ikan lele baru dikonsumsi 2 minggu setelah pengobatan.
  • Channel Catfish Virus (CCV). Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes. Ikan tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi. Untuk mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen budidaya, menjaga kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan virus relatif sulit, namun terkadang bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam dengan mengganti air kolam.
  • Jaundice atau kuning. Penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan, kualitas pakan yang buruk, pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu, atau terdapat alga merah di dalam kolam.
  • Reptured Intestine Syndrom (RIS) atau pecah usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang berlebihan. Kebutuhan pakan per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya, jadi pastikan kita bisa mengukur secara pas ya.
  • Defisiensi vitamin. Paling sering adalah kekurangan vitamin C. Tubuh ikan bengkok dan tulang kepala retak-retak. Kita bisa mengantisipasinya dengan memberikan vitamin yang banyak dijual di pasar selama 5-7 hari.
  • Keracunan. Ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar pestisida atau akibat kimia industri lainnya. Usahakan untuk menggunakan sumber air yang baik atau lakukan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap hari.

Pasar. Ikan lele umumnya dipasarkan untuk konsumsi saat mencapai 6-8 ekor/kg, yaitu 3 bulan dari mulai benih ditebar. Kisaran harga untuk ukuran ini adalah sekitar 20,000/kg atau bahkan lebih, tergantung kondisi pasar ya. Untuk ternak lele yang kami tekuni saat ini, kami mencoba untuk membidik pasar lainnya. Kami berencana untuk membesarkan ikan lele sampai usia 6 bulan. Berat yang bisa dicapai minimal adalah 1kg/ekor yang umumnya dipakai untuk indukan ataupun kolam pemancingan. Walaupun harganya relatif lebih rendah sedikit dibandingkan ukuran ikan konsumsi, tetapi jika kita bisa mempertahankan angka kematian yang rendah maka hasil yang didapatkan juga cukup menggiurkan. Jadi, usia panen ikan lele tergantung market yang di bidik ya, silahkan bisa dipilih sesuai kondisi dan tujuan masing-masing.

Jadi, jika anda tertarik untuk memulai usaha peternakan ikan lele atau sedang mencari supplier ikan lele, silahkan bisa menghubungi kami DISINI. Atau jika anda sedang mencari produk perikanan yang cocok untuk ternak ikan anda, silahkan kunjungi toko online RumahTernak_Beda di TOKOPEDIA ya.

Sukses selalu !!

Referensi :

  1. https://dkpp.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/hama-dan-penyakit-ikan-lele-60
  2. https://www.finansialku.com/cara-budidaya-ikan-lele/
error: Content is protected !!