Lovebird Personata

Lovebird Personata

Setelah bulan lalu kita belajar bersama tentang lovebird fischeri, saat ini kita akan kembali mengulik jenis lovebird eye ring lainnya, yaitu lovebird kerah kuning (Agapornis personatus). Yuk simak bareng-bareng ya…

Agapornis personatus termasuk dalam kelompok “eye ring” atau cincin mata, sama dengan Agapornis fischeris juga, dimana akan dengan mudah dikenali dari lingkaran putih di sekitar matanya. Untuk membedakan lovebird kerah kuning dengan Fischer di alam liar, bisa dilihat dari kepalanya yang berwarna coklat tua (hitam), dada dan leher kuning, sayap hijau tua dan perut, punggung dan ekor berwarna hijau muda dan paruhnya berwarna merah. Orang awan biasa melihatnya seperti burung menggunakan helm dikepalanya he he he…

Lovebird berkerah kuning tipe liar, dapat ditemukan berwarna biru (leher abu-abu dan paruh krem), biru-hijau, ungu (sayap condong ke arah ungu), lutino (putih) dan masih banyak lagi.

Habitat  
Seperti jenis lovebird lainnya, Agapornis personatus secara alami terdapat di benua Afrika. Secara khusus, ia berasal dari Tanzania, meskipun ia juga merupakan spesies invasif di negara lain, termasuk di luar Afrika. Di Tanzania, lovebird kerah kuning menghuni habitat padang rumput dan sabana, bergerak dalam kelompok yang berkisar dari beberapa burung hingga lusinan burung. Daerah pilihan mereka selalu dipenuhi pepohonan seperti Akasia, karena pohon ini merupakan bagian penting dari siklus hidup lovebird liar dimana lubang pohon digunakan untuk membangun sarang.

Tidak seperti lovebird fischeri yang populasinya terancam, lovebird berkerah kuning tidak dianggap terancam di habitat aslinya, meskipun mereka mungkin dikonsumsi dan diperdagangkan juga sebagai hewan peliharaan.

Pakan
Di alam liar, Agapornis personatus merupakan pemakan biji-bijian. Dengan paruhnya yang relatif besar, membuka millet, sorgum dan akasia adalah favoritnya. Tanaman pertanian, seperti jagung juga dimakannya sehingga sering dianggap hama tanaman bagi petani di Afrika.

Untuk burung yang sudah ditangkarkan, penting untuk memberi pakan yang bervariasi. Hal ini tidak mudah, karena kita tidak memiliki akses terhadap semua bijian yang bisa mereka makan di alam liar dalam semua tahap kematangannya. Obesitas juga bisa menjadi masalah, karena burung peliharaan kita tidak banyak bergerak seperti burung di alam liar.

Campuran yang bisa dipakai adalah sebaiknya dipilih yang lebih rendah kalori dan lebih tinggi nutrisi (mikro), seperti pelet, bijian berkualitas tinggi, sayuran dan buah-buahan segar, rumput liar dan dahan. Selain itu, pastikan akses air bersih dan blok kalsiun/sotong agar kondisinya terjaga.

Kandang 
Meski berukuran kecil, burung ini tetap membutuhkan banyak ruang untuk bergerak. Ukuran minimum yang ideal adalah 18″ x 18″ (45 x 45 cm). Jika burung anda lebih sering menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam kandang,  maka pilihlah ukuran kotak kandang yang lebih besar agar gerakannya lebih leluasa saat nati ada anakan.

Jarak palang pada sangkar lovebird kerah kuning tidak boleh melebihi 1/2″ (1.3 cm) agar kepalanya tidak tersangkut. Sama seperti jenis lovebird lainnya, selain kotak sangkar, beberapa hal penting yang harus tersedia adalah tempat pakan dan air minum + cuttlebone atau blok kalsium, tempat bertengger alami (bukan plastik atau batang kayu), mainan untuk mengasah otak (merobek-robek, mainan mencari pakan, dahan yang aman).

Sifat Lovebird Kerah Kuning
Agapornis personatus benar-benar hebat, memiliki rasa ingin tahu, aktif, lantang, suka bersosialisasi, dan sering kali penuh semangat, serta mungkin suka menggigit. Jika anda cukup sibuk dan tidak ada waktu banyak untuk berinteraksi, sebaiknya memelihara burung ini minimal berpasangan sehingga tidak mudah bosan dan ada teman bermain. Mutasi biru pada lovebird kerah kuning (Agapornis personatus) biasanya menjadi burung peliharaan yang populer. Baca juga : Jenis-jenis lovebird

Jadi bagaimana kita memastikan kepribadian burung kita  menjalani hidup yang bahagia? Lakukan interaksi sosial karena burung ini butuh banyak perhatian, seperti menyemprotkan air untuk mandi. Menempatkan mainan warna-warni juga sangat disukai lovebird sehingga mereka dapat beraktifitas dan mengurangi resiko kegemukan. Jangan lupa juga untuk membekali lovebird kerah kuning anda dengan wadah mandi ya. Jika kandang cukup luas, tempatkan tanaman yang bebas pestisida dan aman bagi burung untuk tempat mereka bertengger seperti habitat aslinya.

Suara lovebird kerah kuning sungguh mengesankan, bernada tinggi dan bisa sangat memekakkan telinga. Untungnya, mereka tidak melakukannya sepanjang hari, kecuali mereka merasa bosan dan sendirian. Jadi pastikan burung ini mendapatkan perhatian yang cukup atau diberikan pasangan untuk teman bermain dan bereproduksi. Lovebird bukan hewan pendiam, mereka akan terus berbunyi dan intensitasnya meningkat saat pagi dan sore hari.

Seperti spesies lovebird lainnya, lovebird kerah kuning tidak dianggap sebagai peniru suara yang berbakat, namun jika dilatih dengan sabar mereka memiliki kemampuan untuk belajar meniru suara dan frasa pendek dan juga melakukan trik-trik yang menghibur seperti halnya jenis parrot yang lain.

Terkait keamanan dan status kesehatan, kita juga harus memperhatikan benda-benda disekitar lovebird yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi. Perlu diingat, bahwa banyak produk rumah tangga yang beracun bagi burung (pembersih, kosmetik beraroma, peralatan masak anti lengket, pemanas ruangan, lilin wangi).

Jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti cidera atau gejala sakit, sebaiknya anda segera memeriksakan ke dokter hewan. Kenali karakter dan keseharian burung kita, sehingga ketika ada hal yang mencurigakan kita juga bisa mengenalinya. Untuk antisipasi kondisi darurat, ada baiknya kita sediakan kotak obat yang berisi barang-barang seperti vitamin, bahan pembekuan darah, antiseptik, pinset, kain kasa dan sejenisnya. Baca juga : Memulai breeding lovebird yang baik

Demikian sharing informasi terkait lovebird personata. Semoga bermanfaat.

Referensi :

  1. https://www.psittacology.com/yellow-collared-lovebird-care/
Lovebird Fischeri

Lovebird Fischeri

Apakah anda sedang mencari burung kecil dengan banyak kepribadian untuk ditambahkan ke dalam hewan peliharaan di keluarga Anda? Jika pilihan anda jatuh pada lovebird Fischer (Agapornis fischeri) yang berwarna-warni, itu tidaklah mengherankan karena burung Afrika ini adalah salah satu burung peliharaan paling populer di luar sana. Lalu, apa yang belum anda ketahui tentang burung ini? Yuk, kita belajar bersama khusus tentang Agapornis fischeri di artikel ini.

Lovebird Fischer berukuran relatif kecil dengan panjang hanya sekitar 15cm atau di bawah 6″ dengan ekor yang gemuk, dan berat maksimalnya sekitar 60 gram. Nama Fischer ini diambil dari penemunya, yaitu Gustav Fischeri, seorang penjelajah asal  Jerman yang merupakan orang barat pertama yang menemukan spesies tersebut. Spesies ini merupakan bagian dari kelompok eye ring atau “cincin mata”. Hal ini karena adanya lingkaran putih pada bulu di sekitar matanya.

Lovebird Fischer sangat berwarna-warni dan terdapat beberapa mutasi warna yang dibiakkan secara selektif, yaitu :

Warna liar : perut hijau muda, sayap dan punggung hijau tua, dada kuning, kepala oranye kecoklatan, paruh merah.
Biru : perut, punggung dan sayap berwarna biru kehijauan, dada putih, kepala putih abu-abu, dan paruh merah muda. Ada juga variasi yang menampilkan warna biru lebih ungu.
Lutino : seperti warna liar, tapi tanpa warna hijau dengan warna oranye lebih cerah di kepala.
Pied : terjadi dengan warna apa pun dengan bintik/corak putih  di bagian tubuh mana saja.
Albino : sepenuhnya putih dengan mata merah dan paruh berwarna kulit.
Sable : tidak ada warna abu-abu sama sekali di kepala, yang ada hanya warna bening.
Wajah Kuning : seperti namanya, mukanya berwarna kuning.

Daftar diatas belum lengkap, karena para penghobi dan profesional selalu sibuk membiakkan lovebird secara selektif untuk menciptakan mutasi warna yang baru. Selain itu, ada juga burung hibrida hasil persilangan antara Agapornis fischeri dengan jenis lovebird lainnya. Untuk persilangan antara A. fischeri x A. personatus atau lovebird cincin mata lainnya akan menghasilkan anakan yang bersifat subur. Sedangkan  persilangan antara A. fischeri x lovebird non eye ring seperti A. roseicollis akan menghasilkan anakan yang steril karena adanya perbedaan genetik. Baca juga : Jenis-jenis Lovebird

Habitat
Secara alami, 9 spesies lovebird menyebar di Afrika. Untuk Agapornis fischeri sendiri secara khusus mempunyai wilayah jelajah yang relatif kecil di Tanzania. Di sini, ia berbagi habitat alami dengan jerapah, singa, zebra, badak, dan hewan khas Afrika lainnya.

Lovebird Fischer ini terkadang ditemukan di Rwanda dan Burundi, namun tidak jelas apakah mereka memang pergi ke sana untuk mencari air selama musim kemarau atau hanya populasi liar. Burung jenis ini sebenarnya banyak ditemukan di lahan pertanian dan bahkan di perkotaan, namun populasinya masih dianggap hampir terancam akibat penangkapan, hilangnya habitat asli, dan hibridisasi. Karena mudah beradaptasi, burung ini bisa sampai ke Kenya, Puerto Riko, Florida, Portugal, Prancis, dan masih banyak lagi.

Di wilayah alaminya, kawanan kecil lovebird Fischer hampir selalu berada di dekat air. Mereka lebih menyukai padang rumput/hutan, seperti sabana dengan pepohonan seperti akasia dan commiphora (mur). Khusus musim kemarau, kita umumnya bisa ditemukan juga di sepanjang sungai.

Spesies ini biasanya bertengger, tidur dan bersarang di tempat/ruangan yang berlubang, pohon palem atau di sarang burung lain. Yang terakhir ini bukanlah sesuatu yang bersifat parasit karena Agapornis dapat hidup berdampingan secara damai dengan berbagai spesies.  Lovebird Fischer ini ternyata  hampir terancam punah karena populasi yang menurun, selain juga karena merupakan burung liar yang paling umum diperdagangkan di dunia. Perlu diketahui bahwa sebenarnya penangkapan burung ini di alam liar dianggap ilegal ya…

Pakan 
Di alam liar, lovebird Fischer sebagian besar adalah pemakan biji-bijian, karena paruhnya yang relatif besar dirancang sempurna untuk memecahkan biji yang keras sekalipun. Makanan lainnya antara lain biji akasia dan buah-buahan dari keluarga ara ficus.

Lalu bagaimana dengan pakan untuk lovebird fisheri yang sudah ditangkarkan, apakah sama? Jika anda berasumsi bahwa, sumber biji-bijian komersial yang bisa kita beli dipasaran adalah sama kualitasnya dengan yang ada di alam, maka ada salah. Pakan campuran yang ada di toko ternyata tidak mengandung varietas yang sama dalam hal kematangan atau jenis benih yang ditemukan Fischer di alam liar. Selain itu, bijinya cukup berlemak, kadar kalorinya terlalu tinggi untuk burung peliharaan yang aktifitasnya terbatas hanya di sangkar.

Campuran biji-bijian komerisal yang berkualitas tinggi mungkin hanya bisa terpenuhi 20%, sehingga pilihan yang mungkin bisa dijadikan alternatif/tambahan adalah pelet berkualitas tinggi, banyak sayuran dan buah segar, biji-bijian yang dimasak (nasi, pasta, quinoa), makanan yang diambil dari daun dandelion (bebas pestisida), herba, bunga, dahan pohon dll. Selain pakan, burung lovebird juga harus selalu memiliki akses terhadap air bersih. Untuk membantu menjaga kesehatan tulang dan bulunya, ada baiknya juga memberikan blok kalsium/sotong.

Kandang
Jangan berasumsi karena lovebird itu kecil maka tidak pelu kandang yang luas. Lovebird adalah burung kecil yang sangat aktif dan membutuhkan banyak ruang untuk bergerak, sehingga sangkar kecil dan bulat sebaiknya dihindari.  Ukuran 18″ x 18″ (45 x 45 cm) adalah ukuran minimal yang sebaiknya dipakai, atau jika ingin leluasa bisa pakai ukuran 36″ x 36″ (91 x 91 cm). Lalu, ruang horizontal lebih disarankan daripada ruang vertikal, karena lovebird cenderung berkeliaran/terbang di bagian atas kotak sarangnya.

Selain ukuran kandang, kita juga harus menyediakan tempat bertengger, tempat pakan dan air minum dan mainan. Tempat bertengger sebaiknya terbuat dari kayu alami, bukan batang kayu atau plastik, untuk memastikan kesehatan kaki dalam jangka panjang.

Sudah menjadi anggapan umum bahwa lovebird itu harus dipelihara berpasangan, dan jika salah satu dari pasangan tersebut mati maka pasangannya juga akan segera mati. Namun, anggapan ini tidak tepat karena Agapornis tidak membentuk ikatan yang lebih kuat dengan pasangannya dibandingkan jenis burung parrot lainnya. Yang benar adalah lovebird sangat suka bersosialisasi, baik dengan manusia atau temannya. Lovebird yang haus perhatian bisa menjadi agresif dan mulai menyakiti diri sendiri, menjadi apatis, atau berkicau tanpa henti.

Meskipun banyak kontak sosial akan banyak membantu menjaga lovebird Fischer tetap terhibur dan bahagia, sebenarnya burung ini butuh lebih dari itu. Walaupun  ukurannya relatif kecil, burung ini sangat pintar sehingga kita perlu memberikan ornamen lain didalam kandang agar tidak bosan. Beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah mendekorasi dengan mainan berwarna-warni atau tempat pakan khusus agar burung sibuk selama berjam-jam serta melakukan exercise agar mengurangi resiko kegemukan.

Jika anda benar-benar ingin mengeksplor kecerdasan burung lovebird, maka anda bisa menjinakkan dan melatihnya untuk melakukan sesuatu trik. Hal ini tentu menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan bukan. Memberikan tempat bak air juga akan mengundang lovebird untuk bermain air/mandi atau kita siram agar bulunya basah untuk kemudian kita akan melihat mereka membersihkan bulu-bulunya. Baca juga : Memulai breeding lovebird yang baik

Sifat Lovebird Fischer
Burung lovebird sangat setia dan menyukai kontak sosial, tetapi terkadang mereka membutuhkan sedikit sosialisasi agar tidak menjadi lincah. Mereka mungkin kecil, tapi paruhnya bisa sangat melukai karena sifatnya yang destruktif dan suka mengunyah apa pun yang mereka temukan.

Jika anda mencari hewan peliharaan yang pendiam, saya punya kabar buruk karena semua jenis parrot itu bersuara keras, termasuk lovebird Fischer ini. Jadi kalo anda sudah memilih untuk memelihara lovebird, maka anda sudah siap dengan suara-suara berisik yang dihasilkan, terutama saat pagi hari dan saat matahari terbenam. Meskipun lovebird termasuk golongan parrot, kita tidak bisa berekspektasi untuk membuatnya bisa menirukan suara seperti burung beo lainnya, walaupun jika dilatih mungkin bisa juga.

Seperti semua jenis parrot lainnya, burung lovebird Fischer memiliki bakat unik dalam membuat dirinya mendapat masalah. Mereka relatif rapuh dan mudah terluka dengan benda-benda disekitarnya. Hal lain yang juga sangat penting, interaksi dengan hewan peliharaan lain (anjing, kucing) atau hewan liar/hama (burung liar, kelelawar, tikus) sebaiknya diminimalisar. Paru-paru lovebird juga sangat sensitif sehingga bisa mati jika terkena asap dari peralatan masak, parfum, lilin, insektisida, dan lainnya. Terkait kandang dan lingkungan sekitar, kita juga harus pastikan tidak ada tanaman beracun, tidak ada jendela yang terbuka, tidak ada kabel listrik yang beresiko digigit sehingga burung kita nyaman.

Anda perlu menyadari bahwa lovebird terkadang sangat pandai menyembunyikan ketidaknyamanannya. Gejala yang mungkin bisa kita amati adalah bulu kembung/kusam, tidak mau makan, lesu, keluarnya cairan dari hidung, atau kotoran encer.
Jadi, jika terjadi hal yang yang mencurigakan, ada indikasi sakit atau kita baru saja beli burung baru dari penjual/pasar sangat disarankan untuk  memeriksakannya ke dokter hewan untuk memastikan status kesehatannya. Untuk antisipasi, sebaiknya sediakan kotak P3K yang didalamnya terdapat vitamin, obat-obatan, anti koagulan, pinset, kain kasa, cotton bud, desinfektan.

Demikian informasi yang bisa kita pelajari bersama saat ini, semoga bermanfaat.

Referensi :

  1. https://www.psittacology.com/agapornis-fischeri-care/
Memulai Breeding Lovebird Yang Baik

Memulai Breeding Lovebird Yang Baik

Mengambangbiakkan burung lovebird masih menjadi primadona bagi sebagian orang yang militan. Disaat peternak lain mungkin sudah berhenti, masih ada peternak lain yang melihat peluang dan menyusun rencana untuk pembiakan di masa depan. Untuk menghasilkan variasi warna yang memungkinkan seperti Cremino/Silver Cherry dan menghasilkan pengaruh tipe lacewing/fallow sehingga kelas burung menjadi lebih baik, tentunya bukan perkara mudah.

Untuk tahap awal pengembangbiakan lovebird, pengadaan beberapa burung yang berukuran bagus dan berkualitas sebagai permulaan akan memberikan stok yang lebih baik. Jika tidak, Anda hanya akan mendapatkan keturunan rata-rata dalam jumlah besar, terlalu banyak untuk dipelihara dan tidak ada yang berharga. Pencapaian untuk menghasilkan kualitas wahid  bukanlah proyek jangka pendek dan peternak yang memiliki kelas burung yang lebih baik biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapainya.

Di mana mendapatkan burung berkualitas bibit?
Datang ke pameran adalah cara terbaik, karena umumnya breeder ternama akan terlibat disitu. Kebanyakan peserta pameran dengan senang hati membantu jika Anda tertarik membeli burung berkualitas. Untuk memulainya, Anda dapat membeli pasangan yang sudah mapan atau lebih baik lagi mendapatkan burung muda yang sudah cukup dewasa ketika musim kawin berikutnya tiba. Peachfaced harus berusia minimal 12 bulan sebelum digunakan untuk berkembang biak dan masked lovebirds tampaknya menjadi induk yang lebih baik ketika mereka berada di tahun kedua.

Jika membeli burung muda disarankan untuk membeli beberapa jenis sehingga kita memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan sepasang. Lovebird seringkali sulit untuk kawin, meskipun jarak yang lebih lebar antara tulang panggul adalah panduan yang masuk akal ketika mencoba mencari burung dewasa. Oleh karena itu, sexing DNA dianjurkan untuk menentukan dengan pasti jenis kelamin burung.

Saat memutuskan berapa banyak burung dan kandang untuk  menampungnya, kita juga harus memperhitungkan kadang/ruang untuk anakan yang akan dihasilkan dan disapih dari induknya. Kepadatan yang berlebihan akan mengakibatkan burung-burung muda mati atau terluka kehilangan jari-jari kakinya.

Selalu satukan burung-burung yang seusia, Jika kita  menambahkan burung baru ke dalam koleksi yang sudah ada, disarankan untuk diisolasi di lokasi terpisah untuk memastikan status kesehatannya selama minimal 45 hari. Burung baru ada resiko membawa patogen virus/bakteri yang berbahaya bagi kawanan yang ada.

Perkandangan
Untuk spesies Peachfaced, 3 pasang burung bisa ditempatkan pada kandang ukuran 1,2m x 1,8m x 1,8m. Sedangkan untuk spesies cincin mata putih, 4-5 pasang di kandang ukuran yang sama. Pastikan kandang kita mencukupi agar tidak padat.

Bahan untuk membangun kandang terbaik adalah komponen baja dan lantai beton. Jenis konstruksi ini memungkinkan perawatan yang mudah, karena lantai dapat disapu untuk menghilangkan debu dan kotoran. Selain itu, pada akhir musim kawin, dinding dan lantai digosok untuk menjaga kebersihan. Berhati-hatilah saat menggunakan kawat galvanis baru karena burung dapat menderita keracunan seng karena kebiasaan mereka mengunyah segala sesuatu di sekitarnya.

Kandang idealnya menghadap utara atau timur. Pembangunan kandang juga harus memperhatikan lokasi air minum dan pakan yang berdekatan/berhadapan sebelum diisi burung untuk dibiakkan. Pasang tempat bertengger sejauh mungkin dan jangan di atas tempat air minum/pakan karena beresiko tercemar kotoran. Jika atap kandang tidak menutupi seluruh permukaan kandang, maka pastikan tempat air minum dan pakan aman dari guyuran air hujan.

Sebelum menyatukan beberapa pasangan dalam kandang burung yang besar, idealnya kita harus menempatkan tiap-tiap pasangan tersebut di kandang kecil yang jauh dari burung lain selama satu-dua bulan sebelum musim kawin. Jika berjodoh, mereka biasanya akan tetap tinggal bersama ketika dilepaskan ke kandang burung yang lebih besar. Selain itu pastikan dalam koloni tidak ada burung yang belum ada pasangannya.

Musim kawin
Kebanyakan lovebird yang sudah berjodoh akan terus berkembang biak jika tidak diberi jeda. Namun sebaiknya kita tetap memperhatikan kondisi indukan agar tantangan cuaca dan waktu pemulihannya ideal, sehingga dalam setahun bisa menghasilkan anakan 3x.

Sebagai breeder, kualitas adalah nomer 1 karena reputasi yang dibangun harus dipertahankan agar kostumer tidak berpaling. targetnya adalah mampu memproduksi stabil/lebih banyak dengan kualitas yang baik.

Jenis kotak yang umumnya dipakai untuk sarang lovebird bervariasi ukurannya, mulai dari kotak kecil-sedang. Sebagian besar burung umumnya tidak terlalu rewel, yang terpenting  memberikan ruang gerak yang lega jikan nanti banyak anak. Ukuran yang baik untuk spesies bermata putih minimal 18cm x 18 cm x 24 cm atau 22 cm x 22 cm x 25 cm akan lebih baik. Sebaiknya, kotak ini ditempatkan setinggi dada orang  untuk memudahkan dalam memeriksa tanpa harus mengeluarkan kotak dari rak.

Untuk bahan sarang biasanya tergantung pada preferensi masing-masing peternak, dan lovebird umumnya tidak mempermasalahkan apa yang didapat. Bahan yang berwarna hijau dan mengandung sedikit kelembapan akan meningkatkan daya tetas telur. Daun palem dan batang rumput yang tebal yang diberikan selama inkubasi akan menambah kelembapan pada sarang.

Daun Rumput atau Kubis (Cordyline Australis)  selalu menjadi bahan sarang favorit Peachfaced. Bahan berwarna hijau dan kering ini sangat kuat dan dapat dijadikan sarang yang baik serta tidak mudah rata. Cobalah mengikat beberapa daun panjang dan menggantungnya pada kawat, lovebird akan segera melihat dan memasukkannya ke sarang.

Jika penjodohan berhasil dan proses perkawinan/pembuahan terjadi, biasanya jumlah telur yang dihasilkan adalah 2-7 butir. Umumnya induk betina akan bertelur 2 hari sekali. Inkubasi biasanya memakan waktu sekitar 22 hari dan dimulai dari bertelur ke-2 atau ke-3. Pemeriksaan sarang bisa dilakukan 1 minggu setelah perkiraan telur terakhir, yaitu dengan mengecek telur-telur yang dihasilkan subur atau tidak. Telur yang subur ditandai dengan warna keruh/merah jambu tua ketika didekatkan ke sumber cahaya/diteropong, sedangkan yang steril biasanya jernih/bening saja.

Jika kita punya pasangan yang masih baru pertama kali bereproduksi, maka terkadang resiko telur tidak menetas relatif tinggi karena “pembagian kerja” mereka belum serasi. Pasangan baru memerlukan lebih banyak latihan sebelum dapat bertindak bersama dalam membangun sarang, mengerami dll. Resiko anak mati di dalam cangkang bisa terjadi karena kurangnya kelembapan di dalam kotak sarang sehingga anakan yang sudah terbentuk sempurna gagal melepaskan diri dari cangkangnya ketika saatnya tiba. Solusinya adalah dengan menggantungkan toples/plastik berisi air di dekat kotak untuk meningkatkan kadar air pada bahan sarang atau di spray dengan air secara berkala untuk menjaga kelembapan sarang. Kita mungkin juga bisa melihat induk “mandi” di tempat air minum sebelum kembali ke sarangnya, hal ini adalah naluri mereka untuk memastikan proses pengeraman berhasil.

Pakan 
Campuran pakan yang baik harus mengandung kebutuhan nutrisi yang seimbang untuk menjaga kondisi burung tetap sehat. Millet untuk karbohidrat, kenari polos untuk protein dan sejumlah kecil oat kupas, bunga matahari, dan safflower juga bisa ditambahkan.

Ada beberapa perdebatan mengenai apakah terlalu banyak biji-bijian berminyak seperti bunga matahari merupakan penyebab kondisi bulu yang buruk dan/atau kerontokan bulu. Beberapa peternak lain berpendapat jika hal itu karena kekurangan vitamin dan kurang exercise.

Campuran pakan jika bisa diformulasikan tergantung spesies lovebird yang dipelihara. Lovebird Fischer kebanyakan memakan millet jap dan kenari polos dengan sedikit millet putih dan safflower, tetapi kurang suka bunga matahari atau oat yang dikuliti. Lovebird Masked suka pada sebagian besar biji-bijian dan oat tambahan saat membesarkan anak. Lovebird Peachfaced memiliki preferensi yang sama tetapi tampaknya tidak menyukai oat yang sudah dikupas selama musim panas (di luar musim kawin).

Kita bisa membuat campuran sendiri dengan bahan dasar millet Jepang dan kenari polos dalam jumlah yang sama, lebih banyak safflower daripada bunga matahari dan sejumlah kecil millet putih. Bagi yang memiliki banyak burung dan tidak mau repot mencampur, ada sejumlah campuran komersial yang tersedia di pasaran yang bisa dipilih.

Biji saja sebenarnya tidak menyediakan semua kebutuhan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk diet seimbang, sehingga diperlukan makanan tambahan. Kalsium berperan besar dalam kesehatan burung karena memberikan kekuatan pada tulang dan paruh dalam perkembangan burung muda maupun dewasa, dan bermanfaat untuk pembentukan telur saat betina bersarang. Untungnya Lovebird menyukai sotong, sumber kalsium yang baik atau bisa juga dengan grit cangkang yang bisa didapatkan saat berlibur di pantai. Pasir laut bisa diberikan tanpa dicuci karena mengandung mineral, yodium dan garam untuk meningkatkan kesuburan.

Apakah pakan hijauan bisa diberikan? Jawabanya bisa, dan harus diberikan secara teratur, bahkan setiap hari karena di alam liar, burung akan mengunyah segala macam rumput, biji-bijian, buah-buahan dll. Sayuran hijau dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu jenis daun yang sebagian besar tanamannya dikonsumsi seperti bayam, rumput (Rye, Barnyard Grass, Panic Grass, beberapa varietas oat liar), bit perak, endive, seledri, dandelion dan chickweed. Selain daun, ada juga sayuran jenis  biji yang hanya bagian kepala bijinya yang dimakan.

Pemeliharaan Induk & Anak

Setelah telur menetas, ada sejumlah makanan lain yang bisa diberikan. Roti 1/2 potong untuk setiap pasang setiap pagi untuk menambah nutrisi dan lemak yang tidak terkandung dalam biji. Jagung juga bisa diberikan, baik berupa tongkol segar yang telah dikupas dan dipotong. Untuk negara 4 musim, mereka biasanya membeli persediaan jagung untuk stok dan dibekukan, dan kemudian dicairkan dalam microwave bila akan diberikan.

Sayuran hijau dapat diperbanyak setelah minggu pertama dan diberikan 2x sehari (pagi dan malam). Perkembangan anak burung untuk menjadi besar dan sehat bergantung pada pasokan makanan tambahan yang konstan selama mereka berada di sarang hingga mereka disapih dari induknya.

Untuk identifikasi anak burung hasil breeding, biasanya peternak akan memasang cincin di kaki sebagai tanda.  musim di masa depan, cincin dengan cap tahun diperlukan untuk mengukur usia burung secara sekilas. Cincin ukuran 8 cocok untuk semua jenis lovebird tetapi harus dipasang pada anakan antara 7-12 hari setelah menetas untuk mengurangi stres dan kerusakan pada kaki. Pemeriksaan terhadap anakan harus dilakukan secara teratur untuk memastikan bahwa cincin tidak terlepas. Cincin ini sebenarnya adalah catatan terkait individu dari burung yang memakainya. Hal ini penting untuk tracking agar ciri-ciri genetik yang diwariskan dapat dengan mudah diingat sekaligus branding bagi breeding kita ketika anakan kita jual.

Setelah keberhasilan dalam penetasan dan pemeliharaan anak, tiba saatnya untuk menyapih. Lama anakan dibiarkan bersama induknya itu tergantung kondisi. Anakan sebaiknya diambil dari induknya sekitar 2 minggu setelah anak terakhir meninggalkan sarangnya. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, seperti jumlah pasangan lain di dalam kandang dan toleransi mereka terhadap anakan baru jika secara tidak sengaja mencoba masuk  ke kotak sarang yang salah. Untuk kandang koloni, pengamatan rutin pemilik dapat menentukan apakah anak burung perlu direlokasi atau tidak demi kelangsungan hidupnya, serta agar induk kembali siap bereproduksi tanpa gangguan.

Kualitas Lovebird

Lovebird yang berkualitas setidaknya harus mencapai bulu dewasa sebelum dijadikan bibit. Bergabung dengan komunitas lovebird adalah cara terbaik, karena disitu biasanya ada standart yang bisa menjadi acuan dan atau kita ikutkan dalam pemeran untuk mendapatkan penilaian dari team juri.

Pertunjukan/pameran adalah tempat yang sangat baik bagi pendatang baru untuk membuat perbandingan dengan hasil dari peternak lain. Jika produk kita dinilai berkualitas maka biasanya akan ada kejutan menyenangkan, seperti menjadi juara lomba atau burung kita ditawar peternak lain dengan harga selangit.  Baca juga : Jenis-jenis Lovebird

Untuk menjual hasil tangkaran, selain lewat komunitas kita juga bisa melalui toko hewan peliharaan, penjual burung setempat, atau jaman sekarang lewat sosial media. Asalkan kita dapat menyediakan burung berkualitas secara konsisten, maka reputasi breeding kita akan naik dan semakin memudahkan kita dalam memasarkan produk kita. Kebanyakan orang akan membayar harga yang sedikit mahal untuk burung yang sudah jodoh dan menghasilkan keturunan untuk mempersingkat waktu.

Terkait pengobatan, seperti obat cacing dan lainnya bisa dilakukan jika memang diperlukan saja. Apabila ada dugaan serangan penyakit dan terjadi kematian, maka sebaiknya konsultasikan ke dokter hewan sesegera mungkin agar tidak menjadi masalah yang berkelanjutan.

Demikian sharing mengenai bagaimana mempersiapkan breeding lovebird bagi pemula. Semoga bermanfaat…

Referensi:

  1. https://www.albsaustralia.com/beginners-guide/
  2. https://www.psittacology.com/agapornis-fischeri-care/
  3. https://www.psittacology.com/yellow-collared-lovebird-care/
  4. https://www.mspca.org/pet_resources/bird-care-guide-lovebirds/#:~:text=In%20the%20wild%2C%20lovebirds%20feed,daily%20for%20a%20single%20bird.

 

Jenis-Jenis Lovebird

Jenis-Jenis Lovebird

Lovebird adalah burung yang termasuk dalam genus Agapornis yang secara alami ditemukan di Afrika, meskipun penyebaran dan habitat pastinya berbeda-beda. Mereka bisa memakan buah-buahan, biji-bijian, tanaman pertanian, dan serangga. Lovebird cukup populer dikalangan pecinta burung dan saat ini masih diperdagangkan sebagai hewan peliharaan.

Lovebird yang tidak dirawat dengan baik, seperti diberi makanan seadanya dan minim kontak sosial dapat menjadi depresi dan agresif. Mereka mungkin mulai mencabuti bulunya sendiri, membuat keributan tanpa henti, menjadi apatis, atau agresif dengan cara menggigit. Namun jika kita memelihara dengan baik, tahu apa yang dibutuhkan maka lovebird ini bisa menjadi teman setia karena berumur sampai 20 tahun, bahkan lebih.

Berikut adalah jenis-jenis lovebird yang bisa kita pilih untuk dipelihara :

Agapornis fischeri


Ini adalah satu jenis lovebird yang paling populer dalam perdagangan hewan peliharaan. Dikenal dengan sebutan lovebird Fischer yang merupakan bagian dari kelompok lovebird dengan cincin mata. Total ada 4 spesies yang memiliki cincin putih khas di sekitar matanya.

Lovebird Fischer secara alami ditemukan di sabana Afrika di Tanzania, selain juga dapat ditemukan di berbagai tempat. Florida, Prancis dan Portugal adalah beberapa tempat yang menjadi habibat liar jenis ini.

Sebagai hewan peliharaan, jenis ini dihargai karena warnanya yang indah, kecerdasan dan kesetiaannya. Mereka menyenangkan berada di dekat dan bahkan bisa dipeluk, tapi juga penuh semangat dan kadang-kadang bisa mempelajari trik dengan mudah.

Varietas yang dibiakkan secara selektif mungkin tidak memiliki warna hijau (lutino) atau warnanya mungkin sama sekali berbeda, seperti biru atau bahkan putih (albino).

Agapornis personatus


Spesies lovebird populer lainnya dalam kelompok cincin mata adalah Agapornis personatus, dikenal juga dengan nama lovebird kerah kuning atau lovebird bertopeng. Hewan ini mudah dikenali dalam bentuk liarnya dari kepalanya yang seluruhnya berwarna hitam, dada dan lehernya berwarna kuning, sayapnya berwarna hijau, dan paruhnya berwarna merah cerah.

Seperti lovebird Fischer, Agapornis personatus secara alami juga ditemukan di sabana Tanzania, seperti Serengeti. Selain itu jenis ini juga ditemui di Arizona dan Perancis. Umumnya memakan biji-bijian seperti millet liar dan akasia, dan bersarang di pohon berlubang.

Dalam budidaya burung, lovebird kerah kuning dihargai karena kepribadian khas lovebirdnya. Burung ini memiliki kombinasi emas antara semangat dan cinta/perhatian, suka bersosialisasi, dan lincah. Variasi warna yang ada pada Agapornis personatus yang dibiakkan secara selektif antara lain biru (dengan paruh sewarna kulit), lutino (tanpa hitam), zaitun, pied, dan banyak lagi.

Agapornis nigrigenis


Dikenal dengan lovebird pipi hitam yang sekilas terlihat sangat mirip dengan sepupunya, Agapornis personatus. Perbedaan yang paling menonjol adalah pipi hitam sama sekali tidak memiliki warna leher kuning yang khas, tetapi memiliki “bib” dada kecil berwarna oranye.

Ditemukan secara alami kawasan hutan di wilayah kecil Zambia, yang terdapat di kawasan hutan. Populasinya menurun dan kemungkinan hanya tersisa kurang dari 10.000 individu di alam liar. Hal ini terjadi karena ancaman yang ada seperti penangkapan, hilangnya habitat, perubahan iklim, dan pengelolaan air.

Lovebird pipi hitam jarang dibudidayakan dibandingkan 2 jenis sebelumnya. Mereka tampaknya berkembang biak dengan cukup mudah, tetapi tidak pernah benar-benar dijadikan hewan peliharaan.

Agapornis lilianae 

Dikenal juga dengan lovebird Lilian/Nyasa, dimana bentuknya sangat mirip dengan Agapornis fischeri. Cara utama untuk membedakan keduanya adalah dengan fakta bahwa jenis Lilian bukanlah jenis yang umum dalam budidaya burung sehingga akan jarang terlihat di etalase penjual burung. Selain itu, lovebird ini rupanya tidak terlalu mudah untuk diternakkan.

Agapornis lilianae secara alami ditemukan di beberapa bagian Zambia, Malawi, Mozambik, Zimbabwe dan Tanzania. Di sini, ia mendiami habitat hutan atau sabana dan terutama memakan benih rumput.

Agapornis canus


Mari kita beralih ke satu-satunya spesies Agapornis yang tidak menghuni daratan Afrika, yaitu lovebird berkepala abu-abu. Secara ilmiah dikenal dengan nama Agapornis canus atau orang sering menyebutnya Madagascar lovebird.

Lovebird ini menghuni pulau besar Madagaskar, dan dapat ditemukan hidup di sekitar tepi hutan, padang rumput yang dipenuhi pohon palem, dan zona pertanian. Ia tidak terlalu pemalu di habitat aslinya, namun tidak terlalu populer sebagai hewan peliharaan kecuali di kalangan pecinta lovebird yang militan. Namun demikian, di penangkaran burung ini terlihat gugup dan sulit berkembang biak.

Agapornis taranta 


Lovebird ini berparuh merah dan hijau cerah juga dikenal sebagai lovebird bersayap hitam atau lovebird Abyssinian. Ini adalah burung jenis terbesar dengan panjang hingga 17 cm/6,7″ tetapi tidak umum dijadikan hewan peliharaan.

Lovebird sayap hitam secara alami cinderung ditemukan di habitat dataran tinggi di Eritrea dan Ethiopia, dimana ia berdiam di hutan dan memakan buah ara liar, buah juniper, dan terkadang juga tanaman pertanian.

Perbedaan visual antara burung jantan dan betina cukup jelas, yaitu bagian bawah sayap jantan biasanya berwarna hitam pekat dan dahinya berwarna merah cerah, sedangkan betina tidak ada. Secara populasi, jenis ini lebih banyak dan cinderung meningkat di alam.

Agapornis pullarius


Jenis ini dikenal sebagai lovebird berkepala merah atau berwajah merah, terlihat sangat mirip dengan lovebird bersayap hitam sebelumnya. Jantan dari kedua spesies ini mempunyai dahi merah yang khas, tetapi warnanya meluas sedikit lebih jauh pada jenis ini.

Berbeda dengan beberapa spesies Agapornis lainnya, lovebird kepala merah ini memiliki habitat alami yang cukup luas di kawasan tropis Afrika bagian barat dan tengah, yaitu ditemukan dari Guinea dan Sierra Leone di barat hingga Tanzania di timur. Ia lebih menyukai sabana dataran rendah yang lembab, zona setengah terbuka, dan lahan pertanian.

Spesies ini juga menunjukkan dimorfisme seksual yang cukup jelas, dimana jantan memiliki ciri khas wajah merah cerah, sedangkan betina memiliki warna wajah oranye pudar dan paruh berwarna kurang cerah.

Agapornis swindernianus


Spesies ini sama sekali tidak umum dalam budidaya burung, karena sifat pemalu di habitat alaminya sehingga sangat jarang  terlihat. Warna dasar burung ini adalah hijau dan paruhnya kehitaman, memiliki setengah cincin hitam di bagian belakang lehernya, sehingga dikenal dengan nama lovebird berkerah hitam.

Alasan utama kelangkaan lovebird kerah hitam di penangkaran adalah karena pola makan aslinya. Ia telah berevolusi untuk memakan spesies buah ara asli tertentu secara eksklusif, sehingga untuk menjaga kelangsungan hidupnya relatif sulit.

Agapornis roseicollis


Berikut ini mungkin spesies lovebird yang paling umum di antara semuanya, setidaknya sebagai hewan peliharaan. Burung ini lebih dikenal dengan sebutan lovebird berwajah persik atau  kemerahan. Secara alami ditemukan di Afrika barat daya, dari Angola hingga Afrika Selatan bagian utara. Ia tumbuh dengan baik di habitat kering mulai dari padang rumput yang sepi hingga sabana dan hutan yang lebih tertutup.

Bentuk liar lovebird muka persik mudah dikenali, warnanya hijau cerah selain bercak besar oranye di wajah dan dada bagian atas, serta beberapa bulu biru di bagian ekor. Paruhnya berwarna tanduk dan tidak ada dimorfisme seksual antara jantan dan betina.

Kehadirannya yang besar dalam budidaya burung telah menyebabkan banyak mutasi warna berbeda, seperti burung yang bertubuh kuning, bukan hijau. Ada juga variasi biru, berwajah putih dan masih banyak lainnya. Burung ini sangat sosial, cerdas, dan cenderung senang bergaul dengan pemiliknya jika mereka dijinakkan dengan baik.

Lovebird hibrid
Setelah kita mengetahui tentang jenis-jenis lovebird galur murni yang umumnya ditangkarkan, berikut ada juga jenis lovebird persilangan yang umumnya bertujuan untuk estetika atau “mutasi” warna bulu. Burung-burung hasil persilangan ini bisa disebut sebagai burung hibrid. Karena satu genus, banyak spesies lovebird yang bisa kawin silangkan. Terkadang keturunannya subur, seperti jika dua sejoli bercincin mata kawin, namun terkadang tidak, seperti dalam kasus penyatuan cincin mata ke non-cincin mata.

Beberapa habitat spesies Agapornis secara alami sedikit tumpang tindih, yang berarti hibridisasi terkadang terjadi juga di alam. Hal ini akan semakin sering terjadi karena habitat alami sejoli dipengaruhi oleh aktivitas manusia, apalagi jika ada praktek penangkaran yang sengaja menyilangkan. Baca juga : Ternak lovebird

Terkait fenomena hibrid, jika kita membeli burung lovebird atau ternak lain sebaiknya selalu pastikan berasal dari peternak atau pedagang hewan peliharaan yang memiliki reputasi baik untuk memastikan kualitasnya.  Lakukan riset sebelum membeli, apalagi jika tujuan kita ingin burung yang masih murni.

Persilangan antara cincin mata (Masked, Fischer’s, Nyasa) dan Peachfaced cukup mudah dikenali tetapi persilangan antara cincin mata bisa lebih sulit dikenali oleh mata yang tidak terlatih. Deskripsi di sini mengacu pada pewarnaan tipe normal atau liar.

Jika kita membeli burung lovebird untuk hobby dan tidak perduli galur murni atau tidak, maka burung hibrida tetap bisa menjadi burung yang menarik walaupun warnanya cenderung kusam dan kurang mencolok dibandingkan bentuk aslinya.  Namun jika kita adalah breeder yang harus menjaga galur murni, maka setiap spesies lovebird tidak boleh dipelihara dalam koloni campuran sehingga perkawinan silang tidak dapat terjadi. Jika terjadi perkawinan silang yang tidak disengaja, keturunannya harus dimusnahkan agar reputasi breeding kita tetap terjaga.

Demikian informasi terkait jenis-jenis lovebird, semoga bermanfaat.

Referensi :

  1. https://www.psittacology.com/types-of-lovebirds/
  2. https://www.albsaustralia.com/hybrid-lovebirds/

 

error: Content is protected !!