
Bintang Mas Kamdoro. Lahir di Surakarta, 27 Februari 1980. Lahir dan besar dari keluarga sederhana, Bapak seorang Guru SMP sekaligus Guru pijat terapi zona bagi para tuna netra dan ibu seorang Pegawai Negeri Sipil. Setelah menghabiskan masa kecil dan sekolah di kota Solo, tahun 1998, tahun dimana terjadi gejolak krisis ekonomi di Indonesia, saya berhasil memasuki jenjang perkuliahan di D3 Kesehatan Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Ayah saya meninggal beberapa bulan sebelum kelulusan. Namun dengan semangat dan keterbatasan yang ada, setelah lulus sebagai Ahli Madya tahun 2001, karena ingin mewujudkan cita-cita ayahanda tercinta agar sang anak menjadi seorang dokter, saya kemudian memutuskan melanjutkan kuliah S1 Kedokteran Hewan dan lulus tahun 2003 dan akhirnya dilantik sebagai dokter hewan pada tahun 2004.
Sempat magang di klinik hewan di Jogjakarta, akhirnya saya memberanikan diri untuk mengambil tantangan baru bergabung dengan PT Surya Hidup Satwa (SHS International), perusahaan swasta di bidang kesehatan hewan sebagai Technical Sales Representative dengan penempatan di Palembang. Sebuah langkah besar untuk berani merantau dan membuktikan diri mampu menatap masa depan dengan kemandirian dan tangguh jawab penuh. Namun dibalik itu sebenarnya saya sudah hampir membatalkan panggilan kerja ini, karena ibunda tentunya khawatir dengan anaknya yang belum pernah keluar kota yang jauh apalagi diluar pulau jawa. Selain itu, masih teringat jelas waktu itu akhir tahun 2004, terjadi insiden kecelakaan pesawat di bandara Adisumarmo Solo dimana saya saat itu sudah memegang tiket penerbangan yang sama dengan maskapai penerbangan yang naas saat itu. Takut dong…tetapi saya tidak mau melewatkan pengalaman pertama saya untuk naik pesawat he he he…dan akhirnya dimulailah petualangan baru di negeri sebrang tepat di penghujung tahun 2004.
Dengan semangat untuk membuktikan kapasitas dan membanggakan orang tua, tahun pertama merantau berjalan cukup sukses dan saya akhirnya mempunyai cukup modal untuk menikahi kekasih hati Agustus 2006, puji Tuhan. Dewi Arimbi Nugraha, istri saya adalah juga seorang dokter hewan dengan profesi yang kurang lebih sama, bekerja di swasta karena selalu gagal di ujian PNS he he he…Dia memutuskan keluar dari pekerjaannya dan mendampingi saya berjuang dari nol di perantauan, luar biasa bukan? Setahun berselang kami dikarunia seorang anak perempuan, Putri namanya…kata orang istilahnya “anak jombang” artinya “anake wong jowo kelahiran Palembang”.
Singkat cerita, karena kerinduan akan kampung halaman yang masih terpendam akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk kembali ke Jawa Oktober 2008. Peluang kembali ke Solo waktu itu berani kami ambil karena ada tawaran dari perusahaan lama istri yang sedang membutuhkan dokter hewan untuk pengembangan bisnisnya. Kapan lagi coba…kesempatan tidak akan datang kedua kali khan? Walaupun harus merangkak dari nol lagi karena tabungan habis untuk pindahan, sewa truk untuk mengangkut barang, sewa rumah tinggal baru, tetapi kami senang akhirnya bisa pulang kampung. Target kami waktu itu hanyalah mencoba bertahan dahulu karena hanya istri yang bekerja dan saya mencoba praktek mandiri sebagai dokter hewan yang membantu peternak sapi dan kambing di sekitar rumah sambil menunggu lowongan yang tepat. 6 bulan pertama berjalan agak berat karena membuka praktek itu tidak bisa instan langsung rame, perlu waktu dan saat itu saya sudah tidak sabar dan tentunya kasihan melihat istri yang membanting tulang untuk keluarga.
Sempat bergabung sebentar di PT Vetindo Citrapersada, perusahaan obat hewan dengan area Jogja Magelang, Januari 2010 akhirnya saya mendapatkan kesempatan bekerja di PT Novindo Agritech Hutama, sebuah perusahaan yang relatif baru. Saya termasuk tenaga lapangan pertama ditugaskan sebagai Sales Supervisor untuk handle area Jawa Tengah dan Jogjakarta, peningkatan karir dong he he he…Sebuah tantangan yang harus di jawab dengan prestasi. Saya diwajibkan untuk kolaborasi dan support tim distributor di lapangan dengan fokus produk yang berbeda sama sekali. Jika sebelumnya lebih banyak berkecimpung dalam program pemeliharaan yang melibatkan program vaksinasi, obat, vitamin, feed additif dan desinfektan, sekarang harus belajar lagi mengenai pest kontrol (lalat, tikus dkk). Singkat cerita, karir di Novindo cukup baik dan istri sempat memutuskan untuk resign dari pekerjaannya, walaupun kemudian tidak kuasa untuk menerima tawaran bergabung ke perusahaan pakan ternak. Dalam 4 tahun berkarir bersama Novindo, saya pun sempat beberapa kali mendapatkan insentif trip/training ke luar negeri, yaitu ke Australia, Thailand dan Korea Selatan. Sungguh pengalaman yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, puji Tuhan. Kamipun juga akhirnya berhasil membeli sebuah rumah dan mulai menempatinya pada Februari 2011 sampai sekarang serta dikaruniakan anak ke-2 setahun kemudian, Dewa namanya…
April 2014 adalah moment mengharukan. Saya akhirnya dengan berat hati memutuskan untuk meninggalkan Novindo dan bergabung ke PT Boehringer Ingelheim Indonesia sebagai Territory Manager area Jawa Tengah dan Jogjakarta. Moment ini juga hanya berselang sebulan sebelum anak ke-3 kami lahir, Krishna namanya…Adaptasi lingkungan kerja baru relatif mudah dilewati karena kami saat itu hanya tim kecil dan saya harus mensupport tim distributor yang sama dengan Novindo, hanya berubah produknya saja. Tantangan terbesarnya selain harus belajar mengenai vaksin lebih dalam adalah saya juga harus mengasah skill bahasa Inggris aktif mengingat leadernya langsung di import dari Jerman sehingga setiap aktifitas laporan dan meeting tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia. Puji Tuhan semuanya juga berjalan lancar.
Diawal bergabung di Boehringer, saya sudah diinformasikan planning pengembangan bisnis dalam beberapa tahun ke depan dan posisi apa yang berpotensi untuk diraih dalam jenjang karir. Luar biasa bukan !!! Expert poultry di Indonesia sudah cukup banyak, sehingga saya akhirnya saya menyatakan tertarik untuk mendalami ilmu babi, bidang yang menurut saya relatif sedikit peminatnya. Berawal dari ketertarikan saya ini, ternyata Boehringer memberikan ruang dan kesempatan yang luas kepada saya untuk menimba ilmu dengan memberikan kesempatan mengikuti training internal di Philipina, Belanda dan Jerman (poultry), serta Amerika Serikat. Tidak hanya itu, saya juga berkesempatan untuk mengikuti konferensi dokter hewan babi baik di level asia maupun global dan juga even-even pameran peternakan baik di dalam maupun luar negeri. Perjalanan dinas ke Singapura, Malaysia, Thailand, China, dan Jepang menjadi pengalaman yang sangat berharga karena bisa saling bertukar informasi/sharing pengalaman diantara para pelaku usaha, praktisi dan peneliti yang berkecimpung di dunia peternakan babi.
Setelah 5 tahun bertanggung jawab sebagai Territory Manager, pada akhir tahun 2019 saya diberikan tugas baru sebagai Technical Service Manager Swine. Tugas saya fokus untuk mengembangkan bisnis babi di Indonesia dengan mempersiapkan sharing ilmu dan technical update mengenai dunia peternakan babi kepada kostumer. Boehringer Ingelheim Indonesia juga dalam beberapa kali kesempatan bekerja sama dengan universitas untuk sharing pengetahuan mengenai dunia bisnis kesehatan hewan, dan saya menjadi wakil untuk mempersiapkan materi tentang babi ke adik-adik mahasiswa calon dokter hewan. Sungguh pengalaman yang menyenangkan bisa berbagi pengalaman dengan mereka.
Tahun 2020 adalah tantangan. Kondisi wabah Covid-19 di manusia dan African Swine Fever (ASF) pada peternakan babi membuat aktifitas lapangan menjadi terbatas. Intensitas bertemu langsung bergeser menjadi virtual karena alasan keamanan dan mematuhi protokol kesehatan. Berawal dari situasi dan kondisi ini saya kemudian bermimpi untuk memiliki media yang bisa menjadi sumber informasi atau referensi mengenai dunia peternakan dan kesehatan hewan. Saya sebagai pribadi, kemudian mencoba meluangkan waktu saya setelah bekerja/weekend untuk mengelola website ini.
Pandemi Covid-19 dan wabah ASF ternyata tidak selamanya menjadi mimpi buruk. Saya sebagai dokter hewan profesional yang lebih fokus pada ternak babi, mulai bulan Juni 2021 ini mendapatkan kesempatan dan tawaran untuk memegang peranan baru di Ceva Animal Health Indonesia sebagai Swine and Ruminant Business Manager. Ceva yang sudah sangat menguasai pasar poultry di Indonesia tahun ini juga ingin memulai segmen pasar yang relatif baru, yaitu bisnis swine dan ruminansia. Saya menerima tantangan ini karena tentunya segmen ini menjadi ujian yang menarik untuk ditaklukkan. Dengan coverage yang juga menyasar ke segmen ruminant, saya akhirnya juga bisa memberikan sharing juga terkait ternak ruminansia walaupun mungkin belum maksimal. Seiring berjalannya waktu dan tantangan penyakit yang datang silih berganti, baik itu di segmen swine dengan adanya African Swine Fever (ASF) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta di segmen ruminant dengan adanya wabah PMK dan Lumphy Skin Disease (LSD), maka ditahun ke-3 ini bisnis di segmen hewan besar relatif semakin sulit mengingat farm-farm besar juga terdampak signifikan dan terkoreksi populasinya karena terkena wabah sehingga mulai Agustus 2024 ini saya resign dan fokus menjadi private konsultan. Dengan posisi saat ini yang netral, saya sangat berharap dan terbuka untuk berkolaborasi dengan siapapun untuk membangun peternakan babi dan sapi di Indonesia dengan memberikan pelatihan atau seminar yang mungkin diperlukan untuk refresh para pelaku usaha.
Selain karier profesional, saya saat ini juga dipercaya sebagai sekretaris dan managemen sumber daya manusia di Asosiasi Dokter Hewan Monogastrik Indonesia (ADHMI). Disini saya dan teman-teman lainnya juga bersepakat untuk memberikan layanan edukasi bagi peternak babi, dan membuka kerja sama dengan organisasi, kampus dan swasta untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung bangkitnya peternakan babi di Indonesia.

Dewi Arimbi Nugraha. Lahir di Magelang, 14 April 1980. Lahir dan dibesarkan dari keluarga sederhana, yangmana orang tua semua berkarir di perusahaan asuransi swasta. Sempat berpindah-pindah domisili dari Kedu, Temanggung, Salatiga dan Magelang karena mengikuti wilayah kerja orang tua, akhirnya tahun 1998 berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta. Saya lulus dari S1 Kedokteran Hewan pada tahun 2002 dan berhasil menyelesaikan pendidikan profesi Dokter Hewan pada tahun 2004.
Pengalaman kerja di perusahaan swasta cukup bervariasi baik dari bisnis obat hewan, desinfektan, feed additive dan vaksin, serta nutrisi pakan ternak sehingga menjadi bekal yang komplit dalam dunia peternakan baik ayam, babi dan ruminansia. Semua ilmu itu saya dapatkan dari perusahaan yang tempat saya bekerja sebagai Technical Service, yaitu CV Starsia Asiatama – Solo, PT Sanbe Farma – Sukabumi, PT Agro Makmur Sentosa – Solo, PT Primavindo Sejahtera Pratama – Palembang, PT Sierad Produce, Tbk. – Solo, dan PT Malindo Feedmill, Tbk. – Solo dan PT Multi Sarana Farma – Solo. MSF adalah tempat terakhir dalam karier profesional saya bersama perusahaan. Saya sangat berterima kasih untuk kesempatan berkarier yang diberikan serta segala support untuk saya bisa mengembangkan talenta dan karakter bisnis yang saat ini saya jalani.
Saat ini, saya telah memantapkan diri untuk mandiri dan menjadi nahkoda untuk pengembangan bisnis di Rumah Ternak BeDA. Di sini, selain melebarkan sayap ke kostumer baru, saya juga tetap fokus dan meneruskan pelayanan di kostumer lama terkait pemasaran produk baik itu vaksin, obat-obatan, vitamin, desinfektan dan Custom Premix (penyusunan formulasi pakan yang efisien pada segment poultry, babi dan ruminansia). Saya juga memberikan jasa konsultasi peternakan di beberapa farm layer dalam hal program pemeliharaan dari masa day old chicken (DOC) sampai produksi, terutama menyangkut penyusunan program vaksinasi dan monitoring performance.
Sebagai freelancer, saya terbuka untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan dalam hal distribusi dan pemasaran produk. Dengan pengalaman kerja sama yang positif dan saling menguntungkan yang telah lama terjalin, dimana peternak sudah merasakan manfaat dari kehadiran kami, maka relasi juga berkembang semakin kuat dengan kostumer loyal yang sudah terbentuk.
Rumah Ternak BeDA adalah BRAND yang kami bangun saat ini. Melalui website rumahternak.com kami berkomitmen untuk berbagi dan melayani para peternak. Website ini adalah media/tempat bagi kami untuk menulis, menterjemahkan paper/penelitian dan sharing pengalaman serta update informasi seputar dunia peternakan dan kesehatan hewan. Harapan kami, media ini bisa memberikan manfaat dan menjangkau lebih luas lagi teman-teman peternak, kolega dokter hewan, pelajar dan mahasiswa serta semua pihak yang mungkin membutuhkan. Hari sabtu/minggu adalah waktu dimana kami mengalokasikan untuk mempersiapkan referensi untuk tema yang akan ambil, sedangkan sabtu minggu pertama dan ketiga adalah waktu untuk kami posting materinya. Di setiap ulasan, kami juga akan selalu sertakan sumber informasi dari sharing kami sehingga anda juga bisa mengakses referensi tersebut. Untuk saat ini mungkin kami akan lebih banyak sharing tentang hal-hal yang berkaitan dengan ternak babi dan ayam, ilmu yang sudah cukup lama saya geluti dalam bisnis kesehatan hewan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti kami juga akan mengulas materi tentang ternak-ternak yang lainnya.
Untuk para pembaca yang ingin mendapatkan informasi seminar/webinar atau lowongan pekerjaan di dunia peternakan, silahkan follow Instagram dan subscribe youtube kami untuk mendapatkan visual materi yang lebih baik.
Akhir kata, semoga apa yang kami sharingkan melalui media ini bisa memberikan manfaat bagi perkembangan dunia peternakan di Indonesia. Kritik dan saran membangun sangat kami apresiasi demi perbaikan dan pengembangan yang lebih baik lagi. Terima kasih.
Salam hangat.
BeDA (Bintang dan Arimbi)