Setiap orang dalam hidupnya pasti mempunyai mimpi, demikian juga kami. Saya dan istri adalah dokter hewan yang selama ini berkecimpung di dunia peternakan dan kesehatan hewan. Awal berkarir, karena di Indonesia market industri peternakan saat itu pada umumnya adalah poultry, maka segmen inilah yang paling lama kami geluti. Setelah itu kesempatan untuk mendalami swine dan ruminant menjadi hal yang sangat menarik. Sampai saat ini, kami sudah menjalin kerja sama dengan para peternak poultry, swine dan juga beberapa ruminansia dalam hal support kebutuhan vaksin, antibiotik, vitamin, desinfektan dan juga premix / formulasi pakan.
Industri unggas di Indonesia didominasi oleh peran perusahaan swasta, sedangkan swine dan ruminansia lebih banyak peternakan rakyat. Saat masih bekerja di Boehringer Ingelheim, saya diberikan kepercayaan untuk mempersiapkan platform edukasi bagi peternak babi dengan mengadakan Swine Camp webinar series yang diadakan setiap bulan. Bekal ilmu dan pengalaman mengikuti training, pelatihan dan konggres babi di berbagai kesempatan membuat saya bersemangat untuk mensupport peternakan babi di Indonesia yang masih didominasi oleh peternakan rakyat. Kami mengundang expert dari luar negeri untuk sharing dan mendapatkan respon yang baik, karena audience tidak terbatas pada peternak, tetapi juga mahasiswa, akademisi, dokter hewan lapangan dll. Semoga para peternak babi bisa mempersiapkan usahanya lebih baik lagi, mengingat bahaya African Swine Fever (ASF) masih menghantui, karena sampai saat ini vaksin yang komersiil masih dalam tahap mengembangan. Up grade manajemen pemeliharaan dan biosekuriti menjadi hal yang mutlak diperlukan karena rata-rata peternakan babi di Indonesia berada pada lokasi yang berdekatan satu sama lain. Untuk peternakan skala industri, mereka sudah memiliki standart operasional yang baik sehingga terbukti kandang-kandang dengan fasilitas dan managemen yang baik tidak terkena dampak ASF ataupun resiko penyakit lainnya. Upaya pendampingan juga idealnya dilakukan agar peternakan rakyat bisa kembali bergairah dan menolong para peternak untuk memulai usahanya kembali dengan baik.
Saat ini saya dipercaya untuk pengembangan bisnis swine dan ruminant di Ceva Animal Health Indonesia. Situasi yang cukup menantang mengingat saat ini industri peternakan babi masih belum pulih karena imbas outbreak ASF dan juga segmen ruminansia terutama peternakan sapi potong yang juga belum dalam kondisi terbaik juga. Secara peluang usaha, sebenarnya segmen ini relatif masih terbuka mengingat suplai dan permintaan saat ini masih belum berimbang. Peternakan sapi perah contohnya, kebutuhan susu nasional kita masih jauh dari kata cukup untuk dipenuhi dari produksi dalam negeri. Baca juga : Peternakan Sapi Perah di Indonesia.
Setelah beberapa kali mengikuti diskusi tentang industri sapi potong dan perah di Indonesia, saya pribadi menyimpulkan bahwa diperlukan upaya yang berkesinambungan dan serius dari semua pihak, baik itu pemerintah, peternak, koperasi ternak, swasta dan lainnya untuk bekerja sama mewujudkan Indonesia swasembada pangan. Oleh karena itu, saya yang berada di sektor swasta mewakili Ceva Animal Health Indonesia juga berkomitmen untuk membantu, terutama dalam hal penyediaan obat-obatan, hormon, desinfektan dan lainnya. Dalam beberapa kesempatan kami juga melakukan support dalam agenda webinar sebagai sponsor acara. Semoga kedepan, peternakan sapi di Indonesia semakin maju dan bisa bersaing dengan kualitas produk dari negara lainnya.
Disisi lainnya, kami sebagai pribadi dan profesional juga mempunyai mimpi untuk membantu para peternak melalui Rumah Ternak Indonesia, yangmana sudah kami mulai sejak awal pandemi tahun 2020 lalu. Support kami saat ini masih terbatas pada sharing artikel peternakan di website rumahternak.com dan youtube channel, serta sharing informasi tentang agenda pelatihan, webinar, workshop, lowongan kerja di Instagram. Kami sementara hanya memanfaatkan waktu diluar jam kerja untuk melakukan aktifitas tersebut, entah itu weekend ataupun malam hari.
Sebenarnya kami memiliki mimpi yang lebih besar, yaitu menjadi enterpreneur di dunia kesehatan hewan dan peternakan. Kerinduan kami untuk bisa melayani masyarakat pada umumnya dan peternak / calon peternak pada khususnya, yaitu dengan mewujudkan Agrowisata Rumah Ternak Indonesia. Selain sebagai tempat rekreasi untuk umum, kami juga menawarkan wisata edukasi peternakan bagi anak-anak sekolah, mahasiswa, calon peternak dan juga semua yang mau berkecimpung di dunia peternakan. Basic peternakan burung puyuh petelor, ikan lele ataupun burung lovebird yang sudah kami jalani saat ini ingin kami tularkan kepada para milenials atau siapapun yang mau memulai usaha.
Semua usaha membutuhkan ketrampilan dan fokus, oleh karena itu kami sangat ingin menjadikan Rumah Ternak Indonesia ini sebagai tempat pelatihan, pendampingan dan support seperti halnya yang dilakukan pihak swasta kepada para peternak binaannya. Kedepan, kami juga merencanakan untuk pengembangan budidaya sapi potong dan kambing/domba, serta tidak menutup kemungkinan juga sapi perah karena produk-produk asal susu masih membutuhkan suplai yang banyak. Harapannya, dengan adanya support ini geliat usaha peternakan rakyat di Indonesia semakin bergairah dan pada akhirnya bisa mensejahterakan para peternak.
Semoga apa yang kami impikan ini nantinya bisa kami wujudkan. Saat ini kami fokus untuk membangun relasi dengan semua pihak dan menjajaki kerja sama dengan investor yang mempunyai passion yang sama, yaitu membangun peternakan yang maju dan mandiri. Silahkan bisa menghubungi kami DISINI untuk bersilahturahmi dan sharing.
Semboyan profesi dokter hewan adalah “Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang artinya berusaha mengamalkan ilmu kedokteran hewan yang dimiliki untuk kepentingan manusia, maka kami sebagai dokter hewan ingin mengabdikan hidup kami juga untuk kesejahteraan manusia melalui dunia hewan. Motto hidup kami adalah “Life for Success“, hidup untuk sukses membantu keluarga dan sesama. Semoga Rumah Ternak Indonesia nantinya bisa semakin menjadi Inspirasi Sukses para Peternak di Indonesia..
Salam BeDA (Bintang Dan Arimbi)