Sapi adalah jenis hewan berkuku yang berhasil didomestikasi oleh manusia, kemudian diternakkan untuk diambil daging, susu, kulit ataupun manfaat lainnya. Sapi jantan disebut BULL, sapi betina disebut COW dan anak sapi disebut CALF. Ada > 450 jenis sapi di dunia dan mereka diklasifikasikan 4 jenis, yaitu breed sapi perah, breed sapi potong, breed dual purpose dan breed draft. Setiap breed memiliki karakteristik unik yang membuatnya cocok untuk tujuan tertentu. Misalnya, sapi Brahman tahan terhadap penyakit tropis dan beradaptasi dengan baik pada iklim tropis yang panas dan lembab.
Ras genetik sapi dapat dibagi menjadi dua klasifikasi dasar, yaitu bos taurus dan bos indicus (zebu). Bos taurus atau sapi yang tidak berpunuk di Amerika Serikat berasal dari Kepulauan Inggris dan benua Eropa barat. Bos indicus atau sapi berpunuk umumnya dijumpai di Asia tengah selatan.
Secara fungsional, pemilihan jenis sapi tentunya tergantung pada tujuan yang akan dicapai dari masing-masing peternak. Hal-hal penting yang mungkin menjadi pertimbangan antara lain adalah ukuran tubuh, potensi produksi air susu, usia saat pubertas, kemampuan beradaptasi terhadap iklim, kemampuan menghasilkan daging, ekspresi otot, cutability dan marbling.
Karakteristis dari bos indicus bisa terlihat pada ukuran tubuh. Anak sapi dari bendungan yang mengandung warisan bos indicus biasanya relatif kecil saat lahir sehingga proses kelahiran relatif lebih lancar. Namun, anak sapi bos indicus dari indukan bendungan bos taurus seringkali relatif besar sehingga sering terjadi distokia atau kesulitan dalam proses melahirkan.
Untuk mengkarakterisasi potensi pemerahan secara akurat, kita bisa mengevaluasi melalui ukuran tubuh juga. Betina yang menghasilkan air susu lebih tinggi umumnya membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk tubuh dan proses pemeilharaannya membutuhkan diet berkualitas lebih tinggi. Usia pubertas sapi juga berhubungan dengan ukuran tubuh, potensi pemerahan air susu dan klasifikasi genetik. Individu yang lebih kecil dan jenis penghasil air susu tinggi biasanya cinderung akan matang lebih awal, sedangkan bos indicus matang relatif terlambat namun produktifitasnya lebih lama.
Adaptasi iklim panas tertinggi bisa kita dapatkan dari sapi bos indicus, walaupun beberapa bos taurus cukup toleran juga terhadap panas dan mampu beradaptasi di lingkungan tropis. Hewan yang kurang beradaptasi dengan lingkungannya umumnya memiliki kemampuan pertumbuhan massa otot yang rendah. Bos indicus cinderung lebih mudah digemukkan walaupun dengan kualitas hijauan dan serat rendah.
Cutability atau persentase lean tergantung pada jumlah relatif lemak, otot dan tulang. Peternak dapat dengan mudah mengubah perbedaan cutability dengan variasi nutrisi untuk mencapai tingkat kegemukan yang sama. Marbling atau lemak intramuskular adalah faktor utama
menentukan grade/kualitas daging di AS. Indikator yang diamati adalah faktor palatabilitas kelembutan, juiciness dan rasa. Marbling meningkat seiring bertambahnya usia hingga kematangan fisiologis dan umumnya lebih tinggi pada sapi dengan pubertas awal atau penghasil susu yang tinggi. Bos indicus dan sebagian sapi yang berotot, sapi dengan air susu sedikit cinderung memiliki kandungan lemak intramuskular yang relatif rendah.
Beberapa daftar breed sapi potong yang terkenal antara lain adalah Angus Hitam, Sapi Hereford, Sapi Piedmont, Brahman, Beefmaster, Aubrac, Caracu, Darkensberger, limousin, Mongolia, Angus Merah, Santa Gertrudis, Texas Longhorn, Gelbvieh, Wagyu.
Jenis sapi potong terbaik saat ini adalah Angus. Angus menjadi ras sapi potong yang banyak digemari di dunia karena kemampuannya yang cepat dalam pertumbuhan berat badan dan juga memiliki tingkat masalah yang sangat rendah terkait dengan reproduksi yang menjadikannya ‘penghasil uang’ bagi produsen ternak.
Beberapa breed sapi di Inggris pada awalnya dikembangkan di Kepulauan Inggris dan kemudian dibawa ke AS pada akhir 1800-an. Contoh umum breed Inggris adalah Hereford, Angus, dan Shorthorn. Walaupun secara ukuran umumnya lebih kecil tetapi kemampuan mereka cukup unik, yaitu tingkat kesuburan dan proses melahirkan relatif lebih mudah ditangani. Kemudian terkait breed Eropa Kontinental atau dikenal sebagai breed eksotis, jenis Gelbvieh, Limousin, Simmental, Charolais adalah termasuk didalamnya. Sapi eksotis ini diimpor ke AS pada awal 1970-an untuk meningkatkan laju pertumbuhan breed yang ada. Trah ini berukuran lebih besar ketika mereka mencapai usia dewasa dan memiliki lebih sedikit lemak.
Untuk breed sapi perah yang umumnya digunakan adalah Holstein, Jersey, Brown Swiss, Guernsey/the Royal Breed, Ayrshire/Dunlops, Milking Shorthorn.
Breed sapi yang peruntukannya bisa ganda antara lain adalah Dutch Belted, Devon dan Shorthorn. Sapi jenis ini bisa dimanfaatkan daging sekaligus produksi air susunya. Kelompok terakhir adalah breed draft. Sapi ini dibiakkan untuk dimanfaatkan tenaganya daripada produksi daging atau susu. Trah draft terbesar adalah Belgian Blue, sedangkan yang terkecil adalah Dexter.
Kombinasi breed dalam program pemuliaan ternak memiliki pengaruh yang cukup besar pada profitabilitas dan efisiensi industri produksi suatu peternakan. Setiap breed memiliki efisiensi reproduksi, tingkat pertumbuhan, sifat keibuan yang berbeda sehingga spesifikasi produk akhir akan bervariasi dari satu breed ke breed lainnya. Biaya produksi dan kebutuhan nutrisi keseluruhan sepenuhnya tergantung pada jenis breed yang kita pilih karena ini terkait dengan ukuran hewan dan tingkat pertumbuhan. Oleh karena itu, dalam program perkawinan silang, penting untuk memilih breed yang sesuai dan tujuan yang ingin dicapai.
Ras Sapi di Indonesia. Peternakan sapi sudah menjadi hal yang umum di Indonesia, baik itu skala rumahan maupun industri. Sapi diternakkan umumnya untuk diambil daging, air susu, kulit dan juga membantu aktifitas pertanian lainnya. Ada setidaknya 3 jenis ras sapi di Indonesia, yaitu zebu (Bos indicus), sapi Bali (Bos javanicus), dan taurin (Bos taurus). Zebu diperkenalkan oleh orang India pada awal abad pertama, sedangkan breed taurin diimpor pada awal abad ke-18 untuk digunakan sebagai sapi perah. Sapi Bali (Bos javanicus) yang merupakan hasil domestikasi dari banteng liar (Bos javanicus javanicus).
Di Indonesia, breed sapi utama adalah sapi Bali, sapi persilangan ongole, dan sapi madura. Terdapat beberapa breed sapi lokal zebu yang telah beradaptasi dengan kondisi di Indonesia misalnya sapi persilangan Ongole (PO), sapi Aceh, sapi Pesisir, Sumba Ongole (SO), dan sapi Galekan Trenggalek. Selain itu, ada juga ada juga hasil persilangan antara sapi zebu dan sapi Bali seperti sapi Madura, sapi Jabres dari Brebes, sapi Rancah dari Ciamis, dan sapi Rambon dari Bondowoso Banyuwangi dan sekitarnya. Persilangan zebu dan taurin menghasilkan sapi perah Grati atau kita kenal dengan Friesian Holstein Indonesia (PO x FH). Baca juga : Kawin silang pada ternak Sapi Potong
Dalam beberapa dekade terakhir, kegiatan persilangan melalui inseminasi buatan antara sapi lokal dan sapi taurin cukup masif dilakukan untuk menghasilkan sapi potong yang unggul, terutama Simmental dan Limousin. Persilangan ini telah menghasilkan beberapa breed baru antara lain Simpo (Simmental x PO), Limpo (Limousin x PO), Simbal (Simmental x sapi Bali), Limbal
(Limousin x sapi Bali), dan Madrasin atau Limad (Limousin x sapi Madura). Kekurangan dari persilangan ini adalah dihasilkannya keturunan jantan yang mandul, sedangkan keturunan betina memiliki kapasitas reproduksi yang lebih rendah dari induknya. Hal ini tentunya beresiko menimbulkan ketidakpastian atas jaminan pemenuhan kebutuhan protein di masa yang akan datang dan semakin meningkatnya ketergantungan import bakalan dari luar negeri. Saat ini, import bakalan sapi di Indonesia kebanyakan berasal dari Australia (ACC).
Referensi :
- https://smujo.id/biodiv/article/view/124 Review: The diversity of local cattle in Indonesia and the efforts to develop superior indigenous cattle breeds
- https://smujo.id/biodiv/article/view/75 Review: Genetic diversity of local and exotic cattle and their crossbreeding impact on the quality of Indonesian cattle
- https://www.researchgate.net/publication/301239930_The_diversity_of_local_cattle_in_Indonesia_and_the_efforts_to_develop_superior_indigenous_cattle_breeds
- https://www.thecattlesite.com/breeds/
- https://animalcare.folio3.com/beef-cattle-breeds/
- https://www.dairydiscoveryzone.com/blog/name-cow-6-great-dairy-breeds
- https://www.livestocking.net/list-cattle-breeds
- http://counties.agrilife.org/ector/files/2011/07/cattlebreeds_3.pdf