Pada tahun 2001, Hari Susu Sedunia ditetapkan oleh FAO (Food and Agriculture Organisation) untuk mengingatkan dan mengakui betapa pentingnya susu sebagai sumber pangan global. Sejak saat itu, manfaat susu dan produk susu telah dipromosikan secara aktif di seluruh dunia, termasuk bagaimana susu mendukung mata pencaharian sekitar 1 miliar orang di dunia. Kegiatan tahun 2021 ini, dimulai dengan kampanye Enjoy Dairy 29 – 31 Mei dan puncaknya dilakukan pada 1 Juni lalu, yaitu bertepatan dengan peringatan Hari Susu Sedunia.
Tema Hari Susu Sedunia yang diangkat tahun ini adalah “Sustainability in The Dairy Sector“, yaitu tentang bagaimana kita menjaga keberlanjutan di sektor susu. Selain itu, kegiatan ini juga menyampaikan pesan seputar lingkungan, nutrisi dan sosial ekonomi, serta membantu memperkenalkan kembali peternakan sapi perah ke dunia. Kita didorong untuk berbicara tentang kontribusi penting dari sektor susu, yaitu sumber makanan, kesehatan dan gizi yang baik; peternak yang peduli dan bertanggung jawab terhadap komunitas, lingkungan dan ternak; praktek keberlanjutan di sektor susu; bagaimana susu berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan mata pencaharian.
Bagaimana kondisi industri susu di Indonesia saat ini? Secara umum, suplai and demand susu di Indonesia sangat timpang. Berdasarkan data sementara BPS 2020, populasi sapi perah di Indonesia sekitar 500an ribu ekor. Dengan populasi tersebut Indonesia hanya mampu memproduksi susu sekitar 947 ton yang tentunya jauh dari permintaan pasar. Kebutuhan susu nasional tahun 2019 mencapai 4.332,88 ribu ton, sedangkan produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) diatas, hanya mampu memenuhi 22% dari kebutuhan nasional, sehingga 78%nya berasal dari impor.
Populasi sapi perah di Indonesia berpusat di pulau Jawa. Produksi susu dalam negeri didominasi oleh petani kecil yang biasanya hanya memiliki tidak lebih dari lima ekor sapi dan mereka umumnya tergabung dalam koperasi susu. Koperasi inilah yang bekerja sama dengan perusahaan pengolahan susu untuk mensuplai kebutuhan air susu. Model usaha yang didominasi oleh peternakan skala kecil menjadi salah satu hal yang menyebabkan rendahnya tingkat efisiensi dan kualitas susu dibandingkan dengan skala industri. Selain peralatan dan sarana prasarana yang relatif terbatas, peternak juga cenderung menerapkan metode produksi yang kurang optimal. Faktor kualitas pakan/nutrisi sapi serta genetik sapi yang masih didominasi domestik menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi untuk meningkatkan produktifitas air susu.
Apa yang dilakukan pemerintah untuk mendorong kemajuan industri susu di Indonesia? Upaya untuk meningkatkan populasi sapi perah yang dilakukan diantaranya program SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri), pemasukan bibit sapi perah untuk replacement induk dan dikembangkan di Balai Ternak Unggul Baturaden. Selain itu, ada juga pengembangan rearing unit di Unit Pelaksana Teknis (UPT)/Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan melalui kemitraan dengan Industri Pengolahan Susu (IPS), penetapan kawasan pengembangan sapi perah nasional, perbaikan mutu genetik melalui pejantan unggul hasil uji zuriat atau progeny test dan produksi semen beku sexing, kemudahan dalam pengajuan rekomendasi pemasukan/pengeluaran ternak, serta produk ternak.
Pemerintah melalui Kementrian Pertanian juga berupaya untuk mengembangkan ternak perah lain seperti kambing perah dan kerbau perah serta mendorong pihak swasta untuk melakukan diversifikasi genetik sapi perah melalui pengembangan sapi perah non Frisian Holstein (sapi perah jersey). Untuk pengembangan sapi perah non FH saat ini masih bersifat closed breeding untuk mengetahui kemampuan adaptasi dan produksi ternak di Indonesia. Selain itu, dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas susu peternak, pemerintah terus berupaya meningkatkan kapasitas SDM peternak melalui bimbingan teknis dan pelatihan, serta melakukan pendampingan kepada peternak seperti untuk penerapan Good Farming Practices (GFP). Kementan juga berupaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk peternak melalui diversifikasi produk, memfasilitasi sarana prasarana pengolahan susu, pengurusan ijin edar produk susu, pendampingan sertifikasi organik untuk kelompok peternak, serta pemasaran melalui akses market online bekerjasama dengan marketplace. Baca Juga : Biosekuriti di Era New Normal.
Tantangan dan Peluang. Dengan melihat gambaran industri peternakan sapi perah di Indonesia yang masih didominasi oleh peternakan rakyat, maka point penting yang harus segera dilakukan perbaikan adalah investasi untuk peningkatan produksi, pengenalan teknologi modern dan perbaikan metode beternak. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas air susu guna bersaing dengan produk import. Kapasitas penyimpanan dan transportasi juga diperlukan untuk mengangkut produk susu. Peternak rakyat ataupun calon peternak yang masih masuk dalam skala kecil, idealnya harus tergabung dengan koperasi susu lokal untuk memudahkan rantai distribusi. Semoga kedepan peternakan sapi perah di Indonesia semakin maju dan bisa menopang kebutuhan air susu nasional. Baca juga : Cara Pengendalian Hama Tikus.
Referensi :
- https://worldmilkday.org/
- http://www.gbgindonesia.com/en/agriculture/article/2015/indonesia_s_dairy_industry_needs_to_scale_up_to_meet_local_demand_11207.php
- https://www.bps.go.id/indicator/24/470/1/populasi-sapi-perah-menurut-provinsi.html
- https://www.bps.go.id/indicator/24/493/1/produksi-susu-segar-menurut-provinsi.html
- https://ditjenpkh.pertanian.go.id/peringatan-hari-susu-momentum-tingkatkan-konsumsi-susu-masyarakat-indonesia