Restraint pada Sapi

Restraint pada Sapi

Peternak sapi umumnya sudah sangat memahami bagaimana pentingnya restraint. Saat menangani ternak sapi, penting untuk mengenali potensi bahaya saat melakukan upaya pengendalian/pengekangan ternak dan penerapan teknik pengalih perhatian untuk penanganan yang aman. Pekerja kandang harus selalu menyadari seberapa jauh hewan mampu mengayunkan kepala, ekor atau kakinya agar terhindar dari gigitan, tandukan, kibasan atau sepakan dari hewan yang akan dihandling.

Sapi dapat menggunakan bagian tubuhnya untuk menjepit pekerja/pawangnya di antara ternak lain, pagar, atau dinding atau terkadang bisa menjatuhkan pekerja dan menginjak dengan kaki depan/menanduk dengan kepalanya. Kaki belakang juga sangat berbahaya karena ternak tidak hanya bisa menendang lurus ke belakang, tapi juga bisa menendang ke luar
sisi. Bagian lain yang juga harus diwaspadai adalah ekor, karena juga bisa dipakai untuk ternak mempertahankan diri dengan mengibas-kibaskan kearah pekerja kandang yang mencoba mendekatinya. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu membersihkan bagian ekor dari kotoran yang mengeras yang bisa menciderai kita.

Saat kita mencoba mendekati sapi, selalu hindari gerakan tiba-tiba agar tidak mengagetkan hewan tersebut. Sapa mereka  dengan nada rendah sehingga mereka menyadari kehadiran kita. Hindari mendekati ternak dari arah depan karena akan menimbulkan kecurigaan dan memunculkan naluri untuk bertahan atau bahkan menyerang jika ternak merasa terganggu.  Tempat yang relatif aman untuk berdiri di samping sapi adalah di bahunya, tetapi ingat bahwa sapi bisa menendang
melewati bahu lho ya…jadi selalu waspada.

Sapi memiliki bidang pandang yang luas dengan blind spot yang terletak tepat di belakangnya dan beberapa lainnya di kiri dan kanan pantat. Jika Anda sudah berdiri di zona blind spot, tetapi kemudian mengeluarkan suara yang mengagetkan atau memukul mereka dengan cambuk, ternak biasanya akan reflek menendang atau lari.

Terkait dengan restraint, sapi memiliki respon yang berbeda saat terjadi kontak dengan manusia. Hal ini tergantung pada ras dan jenis kelamin. Sapi-sapi potong import yang masuk ke Indonesia, umumnya juga memiliki tingkat agresifitas yang tinggi mengingat umumnya mereka dikembangbiakan secara liar dialam terbuka yangmana kondisinya dilapangan sangat minim kontak.

Untuk sapi perah, biasanya lebih mudah karena interaksi dengan manusia relatif lebih banyak. Teknik restraint atau pengekangan biasanya dilakukan dengan tiang penyangga atau dengan mengikat mereka ke pagar. Sapa dan bicaralah dengan lembut saat menangani sapi perah atau mereka akan menjadi gugup dan menolak. Walaupun relatif lebih mudah, sapi perah memerlukan teknik pengendalian khusus karena kita juga tidak tidak dapat memprediksi reaksinya.

Berikut adalah beberapa metode restraint yang bisa dilakukan,  yaitu :

Halter and Lead.

Halter adalah tutup kepala yang terbuat dari tali atau kulit yang dipasang di hidung dan kepala sapi. Metode ini relatif sederhana dan berguna untuk membantu peternak dalam menuntun hewan ternak yang jinak.

Metode tali ini adalah teknis mendasar yang harus dikuasai oleh peternak. Kita bisa membuat sendiri dengan tali atau membeli dipasaran yang sudah siap pakai.

Cattle Chute.

Metode mekanik ini dilakukan seperti kandang jepit, dimana ternak digiring masuk kedalamnya untuk kemudian dilakukan prosedur seperti vaksinasi, penyuntikan obat, pemotongan kuku/tanduk dan lainnya.

Pada peternakan sapi yang memiliki berbagai bentuk dan ukuran, penggunaan alat ini dapat mengakomodasi semua kebutuhan unik kawanan ternak yang dipelihara. Hal ini tentunya akan memudahkan pekerja ataupun dokter hewan dalam menangani masalah yang ada, karena ternak bisa diakses dengan mudah tanpa perlawanan berarti.

Perlengkapan tambahan seperti penahan kepala dapat memberikan keamanan ekstra saat kita mencoba merawat area di dekat wajah/kepala. Atau jika ternak terlalu lemah dan cenderung terjatuh, maka penambahan palang disekitar tulang dada juga bisa menjadi pertimbangan untuk ditambahkan.

Crowd Pen.

Ini adalah metode mekanik lain yang umumnya digunakan untuk memindahkan kelompok ternak ke suatu tempat. Kandang-kandang kecil ini menjadi “alur antrian” bagi ternak yang akan dipindahkan. Pada peternakan skala industri, kelompok ternak dikumpulkan lalu digiring menuju crowd pen untuk dimasukkan ke dalam truk trailer dan dipindahkan ke lokasi lain. Metode ini jamak dilakukan di peternakan sapi potong dimana ternak umumnya dialam liarkan sehingga minim kontak dengan manusia. Agresifitas ternak ini akan sangat membahayakan bagi pekerja jika tidak ditangani dengan baik.

Head Restraint.

Untuk perlakuan di area kepala, penggunaan pengikat/sandaran kepala ini akan cukup membantu. Alat ini umumnya dipasang di kandang jepit (lihat gambar cattle chute diatas) sehingga membantu menahan kepala ternak dan mencegahnya bergerak sehingga tindakan atau perawatan di area kepala bisa dilakukan dengan leluasa.

Nose Tongs.

Ini adalah alat yang digunakan untuk menjepit hidung sapi/ternak lainnya. Ini berguna saat digunakan untuk menahan sapi/ternak lain untuk perlakuan dalam waktu singkat seperti ear tagging, sampling darah dari vena jugularis atau hanya sekedar untuk menuntun sapi. Metode ini juga bisa digunakan untuk mencegah sapi menggerakkan kepalanya sehingga saat pememeriksaan atau tindakan sekitar kepala lebih mudah.

Tail Restraint.

Metode pengangkatan ekor ini dilakukan untuk mengalihkan perhatian ternak sehingga mencegah adanya tendangan kaki yang beresiko melukai pekerja. Teknik ini harus dilakukan dengan benar agar tidak mematahkan ekornya, yaitu dengan cara menjepit tulang belakang dan ekornya sehingga ternak akan fokus pada reaksi saraf yang dihasilkan.

Penting untuk dicatat bahwa metode penanganan dan pengendalian ternak bervariasi, dan paparan diatas hanya sebagian saja yang dikupas. Pemilihan metode yang terbaik adalah yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan. Hal lain yang perlu digaris bawahi lagi untuk keamanan dan kenyaman baik ternak maupun pekerja adalah  :

  1. Penerapan animal welfare
  2. Menangani ternak dengan tenang
  3. Hindari gerakan tiba-tiba atau suara keras
  4. Waspadai zona jangkauan sapi dan hindari berdiri di dalamnya agar terhindar dari gigitan/sepakan
  5. Gunakan tongkat atau bendera untuk memandu sapi, tetapi bukan untuk memukulnya
  6. Mintalah bantuan dari orang lain jika anda sedang menangani sapi/ternak yang besar atau agresif.

Semoga bermanfaat !!

Referensi :

  1. https://www.beefmagazine.com/farm-business-management/your-ultimate-cattle-chute-buying-guide
  2. https://www.youtube.com/watch?v=XVrcEtUhn6s Crowd Pen
  3. https://animalhandlingavbs1002.weebly.com/cattle-restraint-within-a-cattle-crush.html
  4. https://ouv.vt.edu/content/dam/ouv_vt_edu/sops/large-animal/sop-bovine-restraint.pdf
  5. https://www.vettechprep.com/_pps/HKEVCQTBLLCQNHY29010.PDF Cattle Restraint
  6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4693213/How Farm Animals React and Perceive Stressful Situations Such As Handling, Restraint, and Transport

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!