Glasser’s disease adalah penyakit menular pada babi yang ditandai dengan adanya meningoensephalitis, polyserositis dan polyarthritis. Penyebab Glasser’s disease adalah Haemophilus parasuis (Hps), bakteri gram negatif bentuk batang yang kecil dan pleomorfik. Penyakit ini terjadi secara sporadis dan biasa diamati pada babi usia 3-12 minggu, bahkan lebih tua. Kasus biasanya muncul saat stres karena penyapihan, perubahan lingkungan, atau ko-infeksi dengan penyakit lainnya. Sedikitnya 21 serovars Hps yang berhasil diidentifikasi. Serovars 4, 5, 13 dan 14 lebih lazim di Amerika Utara dan merupakan Hps yang pathogen di dunia. Cross proteksi dapat terjadi tetapi tidak lengkap. Contoh, Vaksin yang berisi Hps serovars 4 & 5 biasanya melindungi terhadap homolog dan heterologous serovars 4 & 5 dan mengurangi jumlah lesi yang disebabkan oleh serovars 13 & 14.
Glasser’s disease biasanya terjadi secara akut dengan gejala demam (40-41°c), hilang nafsu makan, nafas dangkal dan sulit seperti ada gerakan menjulurkan kepala, batuk dan nasal discharge mungkin terjadi, sendi bengkak dan hangat, mati dalam 2-5 hari. Babi yang bertahan biasanya akan tampak arthritis kronis, pericarditis dan gagal jantung, meningitis atau obstruksi usus. Hal lain yang harus kita perhatikan, jika ada finisher atau calon induk SEHAT di farm terjadi kematian mendadak disertai batuk dan demam, maka kemungkinan disebabkan oleh Haemophilus parasuis.
Secara klinis, Hps jika ko-infeksi dengan patogen lain seperti PRRS (Porcine Reproductive and Respiratory Syndrome), PCV2 (Porcine Circovirus type 2), Streptococcus suis dan Pasteurella multocida akan menyebabkan meningkatnya kerugian ekonomi. Ko-infeksi PCV2 dan Hps adalah kombinasi yang paling lazim terkait dengan PMWS (Post weaning Multisystemic Wasting Syndrome) di Korea dan Cina. Sebuah penelitian yang dilakukan di China menyatakan bahwa, ko-infeksi antara (PCV2) dan Hps4 menginduksi cedera sistem dan meningkatkan keganasan PCV2 di piglet.
Bagaimana mekanisme penyakit ini terjadi sebenarnya kurang dipahami dengan jelas, tetapi vaskulitis memainkan peran penting. Hps dapat menjadi patogen utama, tetapi bisa juga dikaitkan dengan penyakit lain seperti virus PRRS atau virus influenza babi (SIV). Bakteri Hps akan masuk ke dalam darah dan menyebabkan septicemia, lalu tumbuh dan berkembang pada permukaan serosal, seperti pericardium/selaput jantung, pleura/selaput paru-paru, peritoneum/rongga perut, sendi, meninges/otak. Oleh karena itu, lesi-lesi yang muncul biasanya adalah polyserositis, baik itu pericarditis, pleuritis, peritonitis, polyarthritis, dan meningitis.
Diagnosis terhadap Glasser’s disease bisa dikonfirmasi dengan pengamatan gejala klinis, pemeriksaan post-mortem dan isolasi dari organisme di laboratorium, walaupun tidak mudah tumbuh. Hps harus dibedakan dengan bakteri lainnya seperti Actinobacillus suis, App., Mulberry heart disease, Streptococcal meningitis, dan Streptococcal septicaemias karena memiliki kemiripan.
Untuk pencegahan, kontrol penyakit ini harus melibatkan perbaikan manajemen untuk mengurangi stress, biosekuriti, pengendalian penyakit primer seperti PRRS dan SIV, antimikrobials profilaksis (penisilin, ampisilin, tetrasiklin, ceftiofur, enrofloxacin dan trimethoprim-sulphonamide), atau VAKSINASI karena kolonisasi Hps bisa terjadi di fase awal kehidupan, yaitu kurang dari 10 hari. Baca juga : Perlukah Program Vaksinasi pada Peternakan Babi?
Oleh karena itu, mulai sekarang kenali dan evaluasi patogen apa saja yang sudah bersirkulasi di farm kita, sehingga kita bisa menyusun program vaksinasi, medikasi dan biosekuriti yang baik agar usaha kita terus menghasilkan keuntungan yang optimal.
References :
- https://vetmed.iastate.edu/vdpam/FSVD/swine/index-diseases/glasser-disease
- https://www.pigprogress.net/Health/Health-Tool/diseases/Glassers-Disease-/
- https://thepigsite.com/disease-guide/glässers-disease-haemophilus-parasuis-hps
- https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/haemophilus-parasuis
- https://www.pig333.com/articles/glassers-disease-an-update_11406/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5696968/#!po=0.806452
4 Comments