Penyakit bakterial penting yang sering mengganggu peternakan unggas adalah Chronic Respiratory Disease (CRD). Lalu apa bedanya dengan CRD Komplek? Di artikel ini kita akan bahas bersama-sama ya…
A. Chronic Respiratory Disease (CRD)
1. CRD adalah penyakit pernapasan kronis (menahun) dan disebabkan oleh bakteri spesifik, yaitu bakteri Mycoplasma gallisepticum (MG).
a. Sifat Penyakit: CRD seringkali tidak ganas (mortalitas rendah) jika tidak ada komplikasi, namun bersifat kronis dan imunosupresif (menekan sistem kekebalan).
b. Penularan:
* Vertikal: Melalui telur tetas dari induk terinfeksi ke anak ayam (DOC). Ini adalah jalur penularan yang sangat penting.
* Horizontal: Kontak langsung antar unggas, aerosol (udara), dan fomites (peralatan, pakan, air).
c. Patogenesis: Bakteri MG menyerang dan merusak mukosa serta silia (rambut getar) di saluran pernapasan, menyebabkan peradangan kronis.
2. Gejala Klinis (Uncomplicated CRD)
Pada kasus CRD murni (tanpa komplikasi), gejala cenderung ringan hingga sedang, dan mortalitas umumnya rendah, antara lain :
1. Gangguan Pernapasan:Ngorok atau suara gurgling saat bernapas, batuk, dan bersin.
2. Leleran: Keluar lendir dari hidung (nasal discharge) dan mata (ocular discharge).
3. Konjungtivitis: Mata berair dan terkadang bengkak.
4. Penurunan Produktivitas: Penurunan nafsu makan, pertumbuhan yang lambat, dan penurunan produksi telur (hingga 20% pada ayam petelur).
5. Lesi Post-Mortem – kelainan utama yang terlihat adalah kekeruhan Kantung Udara (Air Sacculitis): Kantung udara (air sac) menjadi tebal, keruh, dan terkadang terdapat eksudat seperti keju (kuning) di dalamnya.
B. Chronic Complicated Respiratory Disease (CCRD) – CRD Komplek
CCRD bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan kondisi komplikasi dari CRD yang disebabkan oleh infeksi sekunder dari patogen lain. CCRD adalah penyebab utama kerugian ekonomi yang besar.
1. Penyebab (Etiologi)
a. CCRD terjadi ketika infeksi primer oleh Mycoplasma gallisepticum (CRD) diperburuk oleh infeksi sekunder yang ganas, biasanya oleh bakteri Escherichia coli (E. coli), yang menyebabkan Colibacillosis.
CCRD = {Mycoplasma gallisepticum} + {E. coli} + {Faktor Stres}
b. Faktor Predisposisi (Pemicu Komplikasi): Infeksi sekunder oleh E.coli menjadi sangat mungkin terjadi karena Mg telah merusak saluran pernapasan dan menekan sistem imun. Faktor stres lingkungan yang berperan memperburuk kondisi adalah:
* Kadar Amonia Tinggi: Akibat litter basah/kotor atau ventilasi buruk.
* Ventilasi Buruk dan kepadatan kandang tinggi.
* Perubahan Cuaca yang ekstrem (musim hujan).
* Penyakit Imunosupresif Lain: Seperti IBD (Gumboro) atau Anemia Ayam.
2. Gejala Klinis (CCRD)
Gejala CCRD jauh lebih parah dan bersifat sistemik (menyerang banyak organ):
a. Gejala CRD Diperberat: Ngorok, batuk, dan kesulitan bernapas menjadi sangat parah.
b. Mortalitas Tinggi: Tingkat kematian dapat meningkat drastis hingga 30% atau lebih pada ayam muda (broiler).
c. Lesi Sistemik: Muncul peradangan pada selaput yang membungkus organ dalam:
* Perikarditis: Radang selaput jantung.
* Perihepatitis: Radang selaput hati.
* Pneumonia: Infeksi paru-paru.
* Poliserositis: Kombinasi dari ketiga peradangan di atas, yang menunjukkan infeksi sistemik oleh E. coli.
d. Gejala Tambahan: Badan lemah, kotoran encer (diare) berwarna kehijauan, dan ayam bergerombol dekat pemanas.
3. Penanganan dan Pengendalian
Penanganan CRD dan CCRD harus mencakup kombinasi pengobatan (antibiotik) dan pencegahan (manajemen dan biosekuriti).
a. Pengobatan (Treatment)
Karena CRD disebabkan oleh bakteri (Mg), pengobatan utama adalah menggunakan antibiotik yang sensitif terhadap Mycoplasma (tidak memiliki dinding sel).
* Terapi CRD – Makrolida (Tylosin, Tilmicosin) atau Fluorokuinolon (Enrofloxacin) atau Tetrasiklin (Doxycycline) atau kombinasi yang bisa melawan Mg dan E coli.
* Terapi Suportif | Vitamin dan Elektrolit | Pemberian multivitamin dan anti-stres untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas). |
b. Pencegahan dan Pengendalian (Prevention)
Pencegahan yang konsisten adalah kunci untuk menekan CRD, yang bersifat kronis.
1. Biosekuriti Ketat: Mencegah masuknya patogen dari luar.
2. Kontrol Sumber Bibit: Memastikan DOC berasal dari induk (breeder) yang bebas MG (Mycoplasma gallisepticum-free*). Ini adalah cara paling efektif untuk menghentikan penularan vertikal.
3. Manajemen Lingkungan:
* Ventilasi Optimal: Memastikan sirkulasi udara yang baik untuk menghilangkan gas amonia (kadar amonia idealnya < 20 ppm).
* Kualitas Litter: Menjaga litter tetap kering untuk mengontrol kelembaban dan perkembangan bakteri E.coli.
* Kepadatan Kandang: Menghindari kepadatan berlebih untuk mengurangi stres dan penumpukan amonia.
4. Vaksinasi: Pemberian vaksin MG aktif (seperti strain ts-11 atau F-strain) atau vaksin inaktif pada layer dan breeder dapat membantu mengurangi keparahan gejala klinis dan transmisi.
Demikian penjelas mengenai CRD dan CCRD. Intinya, CRD adalah dasar infeksi, sedangkan CCRD adalah puncaknya yang mematikan, dipicu oleh kegagalan manajemen dan infeksi bakteri oportunistik seperti E. coli. Pertimbangkan program pencegahan yang terbaik ya...




