Penyakit Fowl Pox (Cacar Ayam) pada unggas disebabkan oleh virus Avipoxvirus. Proses infeksi virusnya menyebar lambat namun sangat merugikan dalam peternakan unggas. Pendekatan terkini terhadap penyakit ini berfokus pada mekanisme penularan, bentuk penyakit, dan strategi pencegahan melalui vaksinasi modern.
A. Bentuk Penyakit yang Dominan
Fowl Pox memiliki dua manifestasi klinis utama yang perlu dikenali:
1. Bentuk Kering (Cutaneous Pox) – Lesi seperti kutil atau kudis yang menebal dan berkerak berwarna kuning, kemudian menjadi cokelat/hitam. Terjadi pada area kulit tanpa bulu (jengger, pial, kelopak mata, kaki), umum terjadi dan biasanya ringan – mortalitas rendah, tetapi dapat menyebabkan penurunan produksi telur dan pertumbuhan. Infeksi pada kelopak mata (bentuk kering) dapat menyebabkan mata tertutup total, menghambat ayam untuk makan dan minum.
2. Bentuk Basah (Diphtheritic/Wet Pox) – Lesi berupa plak kekuningan, seperti keju, terbentuk di dalam mulut, esofagus, dan saluran pernapasan (trakea/tenggorokan), kejadian relatif jarang namun sangat parah. Dapat menyebabkan kesulitan bernapas, makan, dan minum, yang sering berujung pada kematian karena sesak napas.
B. Mekanisme Penularan dan Stabilitas Virus
Virus Fowl Pox sangat stabil dan tahan lama di lingkungan, menjadikannya sulit dihilangkan dari kandang.
1. Vektor Biologis (Paling Utama): Nyamuk adalah vektor utama. Nyamuk yang menggigit ayam terinfeksi dapat membawa virus dalam kelenjar liurnya hingga 8 minggu dan menularkannya ke ayam sehat. Kejadian Fowl Pox sering meningkat di musim panas atau musim hujan ketika populasi nyamuk tinggi.
2. Kontak Langsung: Virus menyebar melalui kontak langsung ketika ayam sehat memiliki luka atau lecet di kulit dan bersentuhan dengan keropeng (scab) yang dilepaskan oleh ayam sakit. Keropeng kering ini mengandung virus dan dapat mencemari lingkungan.
3. Inhalasi/Ingesti: Penularan juga dapat terjadi melalui inhalasi debu kandang yang terkontaminasi atau ingesti (memakan) virus.
C. Kontrol dan Pencegahan
Tidak ada pengobatan spesifik yang efektif untuk Fowl Pox, karena ini adalah penyakit virus. Kontrol berfokus pada pencegahan dan terapi suportif.
1. Vaksinasi Wajib: Pencegahan adalah kunci. Vaksin hidup yang dilemahkan (Live Attenuated Vaccine) digunakan secara luas.
a. Metode Aplikasi: Vaksinasi dilakukan dengan metode Wing-Web (tusuk selaput sayap) menggunakan aplikator dua jarum khusus. Pemeriksaan “take” (reaksi positif berupa pembengkakan/keropeng kecil) dilakukan 7–10 hari pasca-vaksinasi untuk memastikan keberhasilan.
b. Jenis Vaksin:
* Terdapat vaksin yang berasal dari strain Fowl Pox Virus (FPV) dan strain Pigeon Pox Virus (PPV). Vaksin PPV umumnya lebih ringan dan disarankan untuk ayam muda.
* Vaksin Vektor Rekombinan: Perkembangan modern menggunakan virus Fowl Pox sebagai vektor (pembawa) untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit lain (misalnya, IBD atau ND). Hal ini menunjukkan kemampuan Fowl Pox Virus untuk memicu respons imun yang kuat tanpa menimbulkan penyakit parah.
2. Kontrol Vektor: Pengurangan tempat berkembang biak nyamuk (menghilangkan genangan air) dan penggunaan jaring pelindung di kandang sangat penting, terutama di daerah endemik dan pada musim panas.
3. Terapi Suportif: Jika terjadi infeksi, penanganan berfokus pada:
* Memberikan vitamin A dan nutrisi yang baik.
* Mengaplikasikan antiseptik (seperti povidone iodine atau larutan garam) pada lesi kering untuk mencegah infeksi sekunder bakteri.
* Pemberian antibiotik hanya jika ada infeksi sekunder bakteri.
Demikian gambaran mengenai penyakit cacar pada Unggas. Semoga membantu…
