Manajemen pejantan (boar management) adalah salah satu elemen terpenting dalam keberhasilan peternakan babi, selain calon induk. Pejantan yang sehat dan produktif akan menentukan kualitas genetik dari seluruh populasi ternak Anda.
1. Seleksi dan Pengadaan Pejantan
a. Asal-usul Genetik: Pilih pejantan dari galur atau breed yang memiliki sifat genetik unggul sesuai tujuan peternakan Anda, misalnya pertumbuhan cepat, efisiensi pakan yang baik, atau persentase karkas tinggi.
b. Kesehatan: Pastikan pejantan yang akan dibeli berasal dari peternakan yang bebas penyakit. Lakukan tes darah untuk penyakit-penyakit kunci ya.
c. Karakteristik Fisik:
* Struktur Kaki dan Tubuh: Pejantan harus memiliki kaki yang kuat, lurus, dan mampu menopang bobot tubuhnya saat kawin. Hindari pejantan dengan kaki bengkok atau pincang.
* Organ Reproduksi: Skrotum dan testis harus berukuran normal, simetris, dan kokoh. Periksa apakah ada kelainan seperti hernia atau cryptorchidism (testis tidak turun).
* Usia: Sebaiknya beli pejantan muda pada usia 3-6 bulan. Ini memberi Anda waktu untuk aklimatisasi dan pelatihan sebelum digunakan untuk kawin.
2. Pengelolaan Kesehatan dan Aklimatisasi
a. Karantina: Setiap pejantan baru wajib dikarantina selama minimal 30-60 hari di lokasi terpisah dari ternak utama. Selama masa karantina, periksa kesehatannya, lakukan vaksinasi, dan biarkan ia beradaptasi dengan pakan serta lingkungan baru.
b. Pemberian Vaksin dan Obat-obatan: Lakukan program vaksinasi dan pemberantasan parasit secara rutin sesuai anjuran dokter hewan yang anda percaya.
c. Pemotongan Taring: Taring babi pejantan bisa tumbuh sangat tajam dan berbahaya, baik untuk peternak maupun babi betina. Lakukan pemotongan taring secara berkala (sekitar 6 bulan sekali) untuk mencegah cedera.
3. Nutrisi dan Kondisi Fisik
a. Pakan Khusus: Pejantan memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dari babi lainnya. Berikan pakan dengan kandungan protein, mineral, dan vitamin yang seimbang. Hindari kelebihan pakan yang dapat menyebabkan obesitas, karena kegemukan bisa menurunkan libido dan kualitas semen.
b. Latihan Fisik: Pastikan pejantan memiliki ruang gerak yang cukup. Latihan fisik membantu menjaga kekuatan otot, mencegah masalah kaki, dan mempertahankan kondisi tubuh yang optimal.
4. Penggunaan Pejantan dalam Program Kawin
Ada dua metode utama penggunaan pejantan dalam peternakan:
a. Kawin Alami (Natural Mating):
* Frekuensi: Pejantan muda (6-8 bulan) sebaiknya tidak dikawinkan lebih dari 4 kali per minggu, sedangkan pejantan dewasa (>12 bulan) bisa 8-10 kali per minggu.
* Rasio: Untuk kawin alami, rasio ideal adalah 1 pejantan untuk 8-10 babi betina.
* Teknik: Pastikan proses perkawinan berjalan dengan baik. Jika pejantan sulit naik atau babi betina tidak kooperatif, berikan bantuan agar perkawinan berhasil.
b. Inseminasi Buatan (Artificial Insemination/AI):
* Manfaat: Inseminasi buatan memungkinkan Anda menggunakan genetik pejantan unggul dari luar peternakan tanpa harus membeli pejantan secara fisik. Ini juga dapat meningkatkan jumlah anak per kelahiran.
* Pengambilan Semen: Semen dari pejantan diambil secara berkala (1-2 kali seminggu untuk pejantan muda, dan 4 kali/2 minggu untuk pejantan dewasa) dan diproses di laboratorium.
* Peran Pejantan: Meskipun menggunakan inseminasi buatan, pejantan tetap memiliki peran penting dalam mendemonstrasikan birahi pada babi betina (gilt management). Bau dan kehadiran pejantan adalah stimulan alami yang kuat untuk deteksi birahi.
Jadi, manajemen pejantan yang efektif tidak hanya meningkatkan keberhasilan kawin dan jumlah anak babi yang lahir, tetapi juga meminimalkan biaya karena satu pejantan dapat mengawini lebih banyak betina, terutama melalui inseminasi buatan.




